Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Sabtu, 18 Agustus 2012

Pengamatan hilal Syawal 1433 H

logo ITB

PRESS RELEASE

Observatorium Bosscha 
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
 
 


Tentang:
Pengamatan Hilal 1 Syawal 1433 H


Hilal
Karena peredarannya mengelilingi Bumi, ada kalanya Bulan berada di antara Bumi dan Matahari. Saat itu terjadi, menurut kita di Bumi, Bulan terletak di dekat Matahari, dan yang menghadap ke kita adalah bagian yang tak bercahaya (bagian malam Bulan). Saat itu disebut dengan bulan mati atau bulan baru. (Secara astronomis, bulan baru didefinisikan sebagai saat bujur ekliptika Bulan sama dengan bujur ekliptika Matahari. Dengan kata lain yang sering dipakai, saat itu disebut sebagai saat konjungsi Bulan.)

Tak lama setelah terjadinya konjungsi, bulan bergeser semakin ke timur relatif terhadap Matahari. Jika dilihat dari Bumi, Bulan mulai tampak sebagai sabit tipis, yang muncul sesaat setelah Matahari terbenam. Hilal adalah bulan sabit paling tipis yang bisa dilihat mata setelah bulan baru (lihat contoh dalam Gambar 1).

hilal Sya'ban 1433 H
Gambar 1. Hilal Sya'ban 1433 H diamati di Pantai Pondok Bali, Subang, Jawa Barat tanggal 20 Juni 2012 jam 18.05.58 wib. Usia Bulan 19 jam 21 menit (dihitung sejak bulan baru) dengan beda ketinggian Bulan 9,5o dari Matahari dan iluminasi 0,7%. Foto oleh Dr. Dhani Herdiwijaya dengan alat bantu teleskop berdiameter 8 cm (f/6.8), tele-extender 2x, kamera Nikon D90. Waktu bukaan 3 detik dan ISO-400, 300dpi.

Rencana Pengamatan Hilal

Bulan baru terjadi pada tanggal 17 Agustus 2012 jam 23:10 WIB. Oleh karena itu pengamatan hilal akan dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2012 jam 16.00 waktu setempat hingga bulan terbenam. Tim dari Observatorium Bosscha akan disebar di lokasi berikut,
  1. Observatorium Bosscha, Lembang, Jawa Barat
  2. Bukit Kemiling Permai, Bandar Lampung, Lampung
  3. Bangkalan, Madura, Jawa Timur
  4. Kupang, Nusa Tenggara Timur
  5. SPD LAPAN, Biak, Papua 
  6. Atap Mall GTC, Jl. Metro Tanjung Bunga, Makassar, Sulawesi Selatan
  7. Taman LOANG BALOQ Tanjung Karang, Ampenan Mataram, NTB
bergabung dengan (satu atau beberapa) tim dari LAPAN, BMKG, Kementerian Agama, UPI Bandung, Universitas Lampung, UIN SUSKA, UNRAM, UNHAS, RHI Yogyakarta, CASA-Assalam dan Kudus Astronomi Club, dan lain-lain.

Kegiatan pengamatan ini merupakan program bersama yang dikoordinasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan didukung oleh PT. Telkom.

Pengamatan akan ditayangkan secara online melalui web streaming di halaman http://bosscha.itb.ac.id/hilal dan http://hilal.kominfo.go.id. Tujuan dari penayangan ini adalah untuk mengajak masyarakat menyaksikan hilal bersama-sama dan menunjukkan penggunaan alat bantu (teleskop) dalam pengamatan hilal.

Posisi Bulan pada Tanggal 18 Agustus 2012
Tanggal 18 Agustus 2012, ketinggian bulan sekitar 5,5o di atas cakrawala pada saat Matahari terbenam. Bulan akan terbenam 32 menit setelah Matahari terbenam. Probabilitas melihat hilal pada saat itu diperkirakan cukup sulit dengan mata telanjang, tetapi cukup baik dengan bantuan peralatan.

Tabel 1. Data astronomis untuk pengamat hilal di Observatorium Bosscha (6o 49’  30” LS & 107o 36’ 59” BT) adalah sebagai berikut:

Data    Tanggal 18 Agustus 2012
Matahari terbenam    jam 17:56 WIB
Bulan terbenam    jam 18:27 WIB
Usia bulan (saat Matahari terbenam)    18 jam 46 menit
Tinggi bulan saat Matahari terbenam (toposentris)     5o 28' 15"
Beda azimuth Bulan dan Matahari (saat Matahari terbenam)    -7o 10' 57"
Jarak sudut (elongasi) Bulan-Matahari, saat Matahari terbenam    10o 26' 19"
Posisi Bulan relatif terhadap Matahari    Di sebelah kiri atas matahari 





Posisi bulan (toposentris) saat Matahari terbenam tanggal 18 Agustus 2012.


Awal Syawal 1433 H
Hasil pengamatan yang didapat oleh Observatorium Bosscha dan lembaga/institusi lain akan dilaporkan (oleh yang berwenang, dari pihak Kementerian Agama setempat) ke sidang itsbat di Jakarta untuk menentukan awal Syawal 1433 Hijriah.

Observatorium Bosscha tidak pernah membuat pernyataan tentang kepastian kapan bulan Syawal dimulai. Sebagai institusi penelitian astronomi, Observatorium Bosscha hanya merilis data astronomi, berikut peluang dapat/tidaknya hilal terlihat. Selanjutnya, Observatorium Bosscha menyerahkan keputusan penentuan awal bulan Syawal kepada pemerintah melalui Kementerian Agama.



Lembang, 10 Agustus 2012

Senin, 06 Agustus 2012

NASA Menyembunyikan Misteri Di Sebalik Kota Mekah


Firman Allah Ta’ala yang bermaksud: “Allah telah menjadikan Kaabah, rumah suci itu sebagai pusat bagi manusia.” (Surah Maa’idah: 97)
Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah yang terletaknya Kaabah adalah pusat kepada planet Bumi.”

Sebenarnya di dalam Al-Quran terlebih dahulu membicarakan perkara ini, sebagai hamba Allah yang diberikan akal fikiran perlulah meneliti dan berfikir disebalik rahsia-rahsia yang terkandung didalam ayat-ayat suci Al-Quran Al-Karim.
Diantara Kalam-kalam Allah Ta’ala mengenai Mekah Pusat Bumi
Firman Allah yang bermaksud:
“Demikianlah Kami wahyukan kepadamu al-Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekah) dan sekalian penduduk dunia di sekelilingnya (negeri-negeri di sekelilingnya).” (asy-Syura: 7)
Kata “Ummul Qura” bererti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya, menunjukkan Mekah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya.
Lebih dari itu, kata “ummu” (ibu) mempunyai erti yang cukup penting dan luas di dalam peradaban Islam. Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Mekah juga merupakan sumber dari semua negeri lain serta keunggulan di atas semua kota.


Allah berfirman lagi yang bermaksud:
“Wahai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembusi (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusinya kecuali dengan kekuatan (ilmu pengetahuan).” (ar-Rahman: 33)
Kata “aqthar” adalah bentuk jamak dari kata “qutr” yang bererti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.
Berdasarkan ayat ini dapat difahami bahawa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Mekah berada di tengah-tengah bumi, dengan itu bererti bahawa Mekah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.
Selain itu ada hadis yang menerangkan bahawa Masjidil Haram di Mekah, tempat kaabah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh lapisan yang membentuk bumi.
Nabi Muhammad SAW bersabda maksudnya: “Wahai orang-orang Mekah, wahai orang-orang Quraisy , sesungguhnya kamu berada di bawah pertengahan langit.”
Berdasarkan penelitian di atas, bahawa Mekah berada pada tengah-tengah bumi (pusat dunia), maka benar-benar diyakini bahawa Kota Suci Mekah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. – (Dipetik dari Eramuslim “Makkah Sebagai Pusat Bumi” Oleh Dr. Mohamad Daudah)


Neil Amstrong membuktikan bahwa kota Mekah yang terletaknya Kaabah adalah pusat kepada planet Bumi, sedangkan Al-Quran sejak 1400 tahun yang lalu telah berbicara mengenai kota Mekah dan kaabah adalah pusat bumi ini.
Ketika kali pertama Neil Amstrong melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata bertumpu di area yang sangat gelap, dan di manakah ia berpusat?.” Fakta ini telah diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.
Para angkasawan telah menemui bahawa planet Bumi itu mengeluarkan satu radiasi, secara rasmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayangnya 21 hari kemudian website tersebut hilang dan seperti ada alasan tersembunyi di sebalik penghapusan lama web tersebut.
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyatalah radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, dan tepatnya berasal daripada Kaabah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite (tidak berakhir). Perkara ini terbukti ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjutan. Para peneliti Muslim mempercayai bahawa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Kaabah di planet Bumi dengan Kaabah di alam akhirat.


Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, terdapat suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, di mana apabila kita mengeluarkan kompas di kawasan tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali kerana daya tarikan yang sama besar antara kedua kutub .
Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka dia akan hidup lebih lama, lebih sihat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan graviti. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Kaabah, maka seakan-akan diri kita dicas oleh suatu tenaga misteri yang menyebabkan kita bertenaga ketika mengelilingi kaabah dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Penelitian lainnya menyatakan bahawa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga boleh terapung di air. Di sebuah muzium di negara Inggeris, terdapat tiga buah potongan batu tersebut (dari Kaabah) dan pihak muzium juga mengatakan bahawa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem suria kita.


Rasulullah SAW bersabda:
“Hajar Aswad itu diturunkan dari syurga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.” (Jami’ al-Tirmidzi al-Hajj)

“Hajar Aswad dari batu-batuan Syurga dan tidak ada suatu benda di bumi yang turunnya dari Syurga selain batu itu.” (HR. Thabrani)
Wallahu’alam….

"MENGABDI UNTUK BERBAKTI"

___________________________

Powered by: Blogger