Kamis, 22 Agustus 2013
Santri PP Al Islam Ikuti STQ di Bangka Belitung
Pamitan Dengan Wakil Gubernur DIY
Sebanyak 13 orang perwakilan dari DIY akan
mengikuti Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Tingkat Nasional XXII di Bangka
Belitung tanggal 23-30 Agustus 2013. Salah satunya adalah Nur Hasanah Santri PP
Al Islam Yogyakarta. Sebagai peserta STQ, selain berusaha memberikan prestasi
yang terbaik, para kontingen dari DIY diharapkan bisa terlibat aktif dan
mendorong masyarakat untuk mendalami dan mencintai Al Quran.
“Saya berharap para kontingen dari DIY agar
tidak sekedar membaca dan melantunkan, tetapi juga bisa menerapkan ajaran dalam
Al Quran di kehidupan sehari-hari. Apabila hal itu bisa diwujudkan, diharapkan
bisa mendatangkan manfaat lebih besar bagi masyarakat,” kata Wakil Gubernur
DIY, Sri Paku Alam IX saat menerima peserta STQ tingkat Nasional XXII di ruang
kerjanya, Selasa, 20 Agustus 2013.
Sementara itu Kepala Kementerian Agama
(Kemenag) DIY Drs H Maskul Haji, MPdI mengungkapkan, 13 rang kontingen dari DIY
akan mengikuti perlombaan di tiga cabang yaitu Tilawah, Tafsir dan Tahfidz.
Rombongan dari DIY akan berangkat ke Bangka Belitung hari ini Kamis, 22 Agustus
2013 karena sebelum sebelum perlombaan
dimulai, rencananya akan diadakan pawai dan karnaval dari 33 Provinsi di
Indonesia serta bazaar. “Dengan mengikuti STQ kami berharap para peserta bisa
mensosialisasikan, memahami dan mengenalkan Al Quran,” ujarnya.
Selasa, 20 Agustus 2013
Syawalan 1434 H PP Al Islam Jogja
Syawalan Pondok Pesantren Al Islam Yogyakarta bersama masyarakat Gedongkiwo dilaksanakan pada :
Hari : Ahad
Tanggal : 18 Ahustus 2013
Jam : 14.00 WIB
Tausiah oleh : KH. Drs. Aly As'ad, MM
Hari : Ahad
Tanggal : 18 Ahustus 2013
Jam : 14.00 WIB
Tausiah oleh : KH. Drs. Aly As'ad, MM
Selasa, 13 Agustus 2013
Silaturahim Idul Fitri
Sudah menjadi tradisi umat Islam
di Indonesia pada setiap Hari Raya Idul Fitri untuk berhalal bihalal,
bersilaturrahim, menyambung tali persaudaraan. Dan ini merupakan ajaran Islam yang paling mendasar dalam Akhlak.
Silaturrahim tidak hanya sekedar menyambung tali persaudaraan, silaturrahim
merupakan cara dan sikap hidup Muslim yang selalu ingin menjadikan dirinya
menjadi cahaya kasih sayang yang bersinar dengan keteduhan.
Silaturrahim harus dikembangkan sebagai semangat persaudaraan tanpa melihat
kepentingan golongan, suku maupun agama.
Abdullah bin Auf bercerita : Kami waktu itu sedang
berkumpul bersama Rasulullah SAW. Dan beliau bersabda, ”Janganlah duduk bersamaku, orang
yang memutuskan persaudaraan. Mendengar ucapan tersebut, seorang pemuda
berdiri meninggalkan majelis. Pemuda itu rupanya telah lama bertengkar dengan
bibinya. Ia lalu minta maaf kepada bibinya dan bibinyapun memaafkannya. Setelah
itu dia kembali ke majelis dan nabi SAW bersabda, ”Sesungguhnya rahmat Allah
tidak akan turun apabila yang di situ ada orang yang memutuskan tali
persaudaraan.”
Dalam kehidupan keluarga semangat tali persaudaraan harus dijaga dan
dibina. Sebab putusnya tali persaudaraan di antara anggota keluarga akan
menyebabkan hilangnya berkah. Demikian juga dalam kehidupan bermasyarakat,
selama silaturrahim ini putus, niscaya akan jauh dari rahmat Allah.
Tidak sedikit dari kita berkumpul akrab satu sama lain sehingga tampak
eratnya persaudaraan, padahal dalam hati ada umpatan kebencian yang tidk
terucapkan. Tampak bersaudara, padahal hatinya saling berseteru.
Jika demikian apalah artinya bersalaman, apabila tidah ada sentuhan hati
dan kasih sayang. Apalah artinya memuji-muji, padahal di lubuk hati mencaci
maki.
Untuk itu ada baiknya kita melatih menjadi orang yang ikhlas dan memandang
silaturrahim sebagai ibadah yang sangat besar pahalanya, sebagaimana
ditunjukkan oleh Rasulullah SAW. Suatu ketika beliau bertanya kepada para
sahabatnya, ”Maukah aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya dari shalat dan
puasa? Yaitu engkau damaikan orang-orang yang bertengkar dan barangsiapa yang
ingin panjang usia dan banyak rezeki, sambunglah tali silaturrahim.”
Langganan:
Postingan (Atom)
___________________________
Powered by: Blogger