Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Minggu, 29 Juli 2012

“Sebuah Renungan Tujuh Menit “ Abu Aqdam


Marhaban Ya Ramadlon

Ketika kita mengharap bertemu dengan tamu agung yang kita gadang-gadang dan dinantikan kedatangannya sejak dua bulan sebelumnya “Allahumma bariklana Fi Rajaba Wa Sya’bana Wa balighna Ramadlona” di penghujung bulan kemudian maka terucap “Marhaban Ya Ramadhan”

Kata "Marhaban" adalah kata seru untuk menyambut dan menghormati tamu atau selamat datang. Sama dengan ahlan wa sahlan yang juga berarti selamat datang. Walaupun, keduanya berarti selamat datang tetapi penggunaannya berbeda. Para Ulama tidak menggunakan ahlan wa sahlan untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, melainkan marhaban ya Ramadhan.  

Ahlan diambil dari kata ahl yang berarti mudah, juga berarti dataran rendah, karena mudah dilalui. Ahlan wa sahlan itu ungkapan selamat datang.

Sedangkan marhaban berasal dari kata rahb yang berarti "luas" atau "lapang", sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu yang disambut  dan diterima dengan lapang dada/dada lapang, penuh kegembiraan serta dipersiapkan baginya ruang yang luas untuk melakukan apa saja yang diinginkannya.

Dari akar kata yang sama "marhaban", terbentuk kata rahbat yang antara lain berarti "ruangan luas untuk kendaraan, untuk memperoleh kebaikan atau kebutuhan pengendara guna melanjutkan perjalanan". 

Marhaban Ya Ramadhan berarti selamat datang Ramadhan mengandung arti bahwa kita menyambutnya dengan lapang dada, penuh kegembiraan, tidak dengan menggerutu dan menganggap kehadirannya mengganggu ketenangan atau suasana nyaman kita. 

Marhaban ya Ramadhan, kita ucapkan untuk bulan suci Ramadhan, karena kita mengharapkan agar jiwa raga kita diasah dan diasuh guna melanjutkan perjalanan menuju Allah SWT. 
Ada gunung tinggi yang harus ditelusuri guna menemui Allah SWT, itulah nafsu. Di gunung itu ada lereng yang curam, belukar yang lebat, bahkan banyak perampok yang mengancam serta iblis yang merayu agar perjalanan tidak dilanjutkan. 

Bertambah tinggi gunung didaki bertambah lebat ancaman dan rayuan, semakin curam dan ganas pula perjalanan. Tetapi jika tekad tetap membaja sebentar lagi akan tampak cahaya terang benderang dan saat itu akan tampak dengan jelas rambu-rambu jalan, tampak tempat-tempat indah untuk berteduh, serta telaga-telaga jernih untuk melepaskan dahaga. 

Dan bila perjalanan dilanjutkan akan ditemukan kendaraan Ar-Rahman untuk mengantar sang musafir bertemu dengan kekasihnya, Allah SWT. 

Demikianlah kurang lebih perjalanan itu dilukiskan, tentu kita perlu mempersiapkan bekal guna menelusuri jalan itu. Benih-benih kebajikan yang harus kita tabur di lahan jiwa kita. Tekad yang membaja untuk memerangi nafsu agar kita mampu menghidupkan malam Ramadhan dengan shalat tarawih dan tadarus, serta siangnya dengan ibadah kepada Allah SWT melalui pengabdian untuk agama, bangsa dan negara.
---------------------------------------------
"Jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Jika saling mengenal mereka rukun tetapi jika tidak saling mengenal, mereka beselisih."

Rabu, 25 Juli 2012

FIQIH ROMADLON


Secara bahasa memiliki arti menahan.Dalam istilah syara’ memeiliki arti menahan dari perkara yang dapat membatalkannya dimulai dari terbit fajar sampai matahari terbenam disertai niat khusus
Dasar wajib puasa firman Allah dalam surat Al Baqoroh ayat 183 :

$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä |=ÏGä. ãNà6øn=tæ ãP$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏGä. n?tã šúïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öNä3ª=yès9 tbqà)­Gs? ÇÊÑÌÈ  
yang artinya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah : 183)
Awal diwajibkan puasa pada bulan sya’ban tahun kedua hijriah.
Hikmah: menahan hawa nafsu, mengurangi syahwat, menjaga diri dari maksiat dan menumbuhkan rasa social dan solidaritas yang tinggi bagi orang yang memiliki kelebihan harta dengan merasakan betapa susahnya lapar dan menderitanya orang miskin.

Syarat sah puasa
1. Islam
2. Berakal
3. Bersih dari haid dan nifas
4. Mengetahui waktu diperbolehkan untuk berpuasa.
Berarti tidak sah puasa orang kafir, orang gila walaupun sebentar, perempuan haid atau nifas dan puasa diwaktu yang diharamkan berpuasa seperti hari raya atau hari tasyriq.
Adapun perempuan yang terputus haid atau nifasnya sebelum fajar maka puasanya tetap sah dengan syarat telah niat, sekalipun belum mandi sampai pagi.

Syarat wajib puasa

Kamis, 12 Juli 2012

Menularkan Kuman Pengetahuan dengan Jurnalistik

Di Ponpes Al-Islam Yogyakarta
Menularkan Kuman Pengetahuan dengan Jurnalistik
Di zaman yang serba maju ini, santri di pondok pesantren (ponpes) dituntut untuk serba bisa, tidak terkecuali dalam bidang tulis menulis. Maka guna meningkatkan kemampuan tulis menulis santri di pompes Al Islam Yogyakarta, pengurus ponpes mengadakan pelatihan jurnalistik dengan pembicara Y.B. Margantoro dari Harian Bernas Jogja.

”Pelatihan ini diperuntukkan bagi santri dan undangan dari perwakilan ponpes lain se kota Yogyakarta. Saya berharap ke depan, pelatihan jurnalistik seperti ini terus berlanjut.” kata Pengasuh Pondok Pesantren Al Islam Yogyakarta Endarka Hana, SH ketika ditemui di ponpes setempat, Jalan Bantul Km 2, Gedongkiwo MJ I/814-890 Yogyakarta, kemarin.

Hari Sabtu (7/7/2012) ini, di kampus AKAFARMA Al-Islam Yogyakarta, Ponpes Al-Islam Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan jurnalistik bertajuk Menularkan Kuman Pengetahuan dengan Jurnalistik. Kepanitiaan ini diketuai M. Khoirul Rizal Amri dan Sekretaris Din Nabila Faristina.

Menurut Endarka Hana, SH., Pondok Pesantren Al Islam berdiri di bawah naungan Yayasan Al-Islam Yogyakarta. Sejak tahun 1973, Yayasan Al-Islam Yogyakarta mulai berkiprah di bidang pendidikan, sosial dan agama melalui pendidikan formal dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi. Kemudian pada tahun 1985 dimulai kegiatan Pengajian Sewelasan, Pengajian Mujahadah, Majlis Semaan Al-Qur’an dan kegiatan lainnya.

Pada tahun 1995 mulailah dirintis pesantren yang merupakan cikal bakal Pondok Pesantren Al Islam Yogyakarta. Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan non formal yang sangat efektif, efisien dan multidimensi. Dari sinilah akan muncul kader-kader mulim yang berbobot, berkualitas, profesional dan berakhlaq karimah.

Visi ponpes ini adalah Iman-Ilmu-Amal-Trampil-Mandiri (Membentuk insan berakhlaq karimah, berilmu, beramal san trampil sehingga menjadi insan yang bermanfaat fiddin wadunya wal akhirih).

Misinya adalah menyelenggarakan pendidikan bernuansa Islami; membekali wawasan keilmuan; menumbuhkan kepekaan sosial; meningkatkan ketrampilan di bidang teknologi, seni dan olahraga; mengembangkan jiwa dan semangat kewirausahaan.

Mengenai kegiatan di pesantren, Endarka Hana menjelaskan, meliputi kegiatan sekolah di SMP Islam dan SMA Sultan Agung serta kegiatan kepesantrenan yang dapat mendukung pelajaran di sekolah.

”Materi kepesantrenan meliputi program tahfidzul Qur’an, sorogan Al-Qur’an (individu), nahwu shorof, fiqh, tafsir, hadits, akhlak, tasawuf, mujahadah, kitobah, dan lain-lain,” kata dia. (n1/n2/n3)

Sumber : Harian Bernas Jogja Sabtu Pahing, 7 Juli 2012

"MENGABDI UNTUK BERBAKTI"

___________________________

Powered by: Blogger