Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Selasa, 29 April 2014

Training Jurnalistik Santri

Kementrian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta Bidang PAKIS menyelenggarakan Tranining Jurnalistik Santri di Pondok Pesantren Al Islam Yogyakarta pada Selasa, 29 April 2014 dengan narasumber DR. Abdul Mustaqim, MAg.
Menurut Rokhwan, SAg. MSi. training di Ponpes Al Islam Yogyakarta merupakan putaran kelima atau terakhir, kegiatan ini telah berlangsung sejak tanggal 21 April 2014 di kabupaten/kota se DIY. diikuti oleh 50 santri Ponpes Al Islam. Setelah mengikuti Training, peserta akan dipilih lima orang untuk mengikuti kegiatan lanjutan bersama lima peserta dari kabupaten/kota se DIY yang akan datang. Juga diberikan tugas penulisan.

Jumat, 25 April 2014

Amal Sholeh Tiada Berarti Tanpa Rahmat Allah


Marilah kita syukuri segala nikmat apapun bentuknya yang Allah Swt  telah berikan kepada kita, Syukur dengan meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Swt. Kita laksanakan perintah-perintah-Nya, karena setiap apa yang Allah Swt perintahkan, pasti mengandung manfaat, dan kita jauhi segala larangan Allah Swt, karena setiap yang dilarang Allah, pasti mengandung madhorot.

Insya Allah Tidak kurang kita 17 x membaca "Bismillaahirrahmaanirrahiim" sehari semalam, karena dalam shalat 5 waktu 17 rakaat kita membaca Alfatihah, yang diawali dengan "Bismillaahirrahmaanirrahiim". Bismillaahi (ngawiti sopo ingsun kelawan nyebut asmane gusti Allah), Arrahmaani (kang kagungan sifat rahman), Arrahiimi (lan kagungan sifat rahiim).

Allah Swt dengan sifat Rahman-Nya memang melimpahkan rahmat-Nya di dunia kepada semua makhluq, semua manusia, baik yang taat maupun yang membangkang, bahkan yang menentang Allah sekalipun. Maka jangan heran jika ada orang yang tidak beribadah bahkan membangkang dan kafir justru hartanya melimpah, tubuhnya sehat, nampak hidupnya serba kecukupan.

Namun perlu diketahui bahwa karunia yang diperoleh itu terbatas hanya ketika di dunia. Lain halnya dengan mereka-mereka yang taqwa, Allah Swt dengan sifat Rahim-Nya menyediakan rahmat bagi mereka hingga di akherat kelak.
Sesuai dengan firman-Nya dalam Al Quran surat Al A'raf ayat 156 : 

"... dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu, Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami". (QS. Al A'raf :156)

Ayat itulah yang ditafsiri oleh Ibnu Abbas RA bahwa rahmat Allah diperuntukkan bagi siapapun, termasuk yang berbuat maksiat, asal mereka memiliki ilmu untuk untuk memperoleh rahmat tadi. Misalnya : orang yang menginginkan harta benda melimpah, karena dia memiliki ketrampilan, menguasai iptek, berpendidikan tinggi dan memiliki ilmu penunjang lainnya, maka merekapun bisa kaya raya. Namun kekayaan itu hanya sebatas ketika di dunia saja. Sedangkan mereka yang mampu meraih rahmat sampai ke akherat, hanyalah mereka-mereka yang taqwa. (Al Fairuzabadi, Tanwirul Miqbas min tafsir Ibni 'Abbas Hlm. 109).

Apa bukti bahwa rahmat Allah itu untuk semua makhluk ?

Sebagai bukti bahwa rahmat Allah itu diperuntukkan bagi semua makhluk-Nya di muka bumi ini, misalnya adalah bumi yang semula gersang disuburkan dengan hujan oleh Allah, yang tentu saja bisa dinikmati oleh semua orang hingga orang kafir sekalipun. 
Al Quran surat Ar Rum ayat 50 menyebutkan :

"Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati ..." (QS. Ar Rum 50)

Juga di bagian lain, Allah SWT berfirman dalam Al Quran :

"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kalian ..." (QS. Al Baqarah 29)

Demikian pula rahmat berupa akal fikiran yang cerdas, juga diberikan oleh Allah kepada siapapun. Sayangnya, manusia banyak yang lalai untuk mensyukuri nikmat karunia-Nya. Padahal Allah sudah memenuhi kebutuhan hidup mereka, bahkan jika mau menghitung-hitung nikmat Allah di dunia ini, tidak mungkin akan terhitung, saking banyaknya.

Terlebih lagi rahmat yang akan diperoleh di akherat kelak, yaitu yang disediakan bagi orang-orang yang taqwa. Karena sebenarnya rahmat Allah yang dinikmati oleh para hamba-Nya di dunia baru 1 bagian saja, sedangkan yang 99 bagian hanya bisa dinikmati oleh hamba-hamba-Nya yang taqwa di akherat. 
Sesuai sabda Nabi Muhammad SAW :

"Allah telah menjadikan rahmat (kasih sayang) sebanyak 100 bagian. Yang ditahan di sisi-Nya 99 bagian dan yang diturunkan ke bumi 1 bagian. Dari yang sebagian itu makhluk saling berkasih sayang, sampai-sampai seekor kuda mengangkat telapak kakinya dari anaknya takut kalau-kalau menimpanya." (HR. Bukhari, Jawahirul Bukhari Hlm. 463).

Kuda karena kasih sayangnya rela mengangkat kakinya khawatir kalau-kalau sampai menginjak anaknya; seorang ibu rela mengorbankan seluruh jiwa raganya, adalah karena kasih sayangnya terhadap si anak. Seorang pria, rela mengorbankan apapun terhadap wanita pujaannya, juga karena cinta dan kasih sayang. Bahkan segenap ummat Islam diperintahkan untuk memohonkan rahmat dan barokah kepada Allah bagi yang ditemuinya melalui salam Islam. Sampai dengan orang setelah sholat berakhirpun diperintahkan agar memohonkan rahmat Allah untuk makhluk di kanan kirinya.

Semua itu baru realisasi dari satu bagian rahmat Allah yang diturunkan ke dunia.

Oleh karena itu betapa pentingnya rahmat Allah itu. Bahkan Rasulullah SAW pernah menjelaskan bahwa yang memasukkan seseorang ke dalam surga bukan semata-mata amal sholehnya, kalau saja tidak memperoleh ampunan (maghfiroh) dan rahmat Allah SWT.
Aisyah RA pernah menyampaikan sabda Rasulullah SAW :

"Tunjukkanlah kepada manusia, dekatilah dan berilah kabar gembaira, sebenarnya amal seseorang itu tidak akan memasukkan dia ke dalam syurga. Mereka bertanya,: Tidak juga paduka ya Rasulullah ? Nabi menjawab,"tidak juga aku, kecuali Allah mengaruniai aku dengan ampunan dan rahmat-Nya."(HR. Bukhari)

Bahkan tanpa rahmat Allah bukan saja tidak masuk surga, akan tetapi termasuk juga manusia akan memperoleh kerugian. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al Quran :

"... Maka kalau tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya atas kalian, niscaya kalian tergolong orang yang rugi." (QS. Al Baqarah 64)

Selanjutnya, rahmat atau karunia Allah itu ada yang besar, ada yang kecil, dan ada pula yang sempurna. Demikian menurut Bey Arifin dalam buku Samudra Al Fatihah susunannya. Yang termasuk kategori rahmat kecil adalah segala rahmat yang hanya bisa dinikmati di dunia. misalnya rahmat hidup, sehat, kekayaan, jabatan, ketrampilan, dll.

Kita mestinya juga membutuhkan rahmat itu, namun jangan terbuai oleh rahmat kecil, sebab yang lebih utama lagi adalah rahmat yang besar. Yaitu rahmat yang tidak bisa dinilai dengan seluruh harta kekayaan, rahmat yang kekal abadi. Yaitu keimanan atau agama yang benar, ilmu yang merupakan jalan lurus kehidupan (shirathal mustaqim), perasaan bahagia yang bersumber dari iman, memiliki perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, serta cinta pula kepada ajaran-ajaran-Nya. Sedangkan rahmat yang paling sempurna adalah masuk surga. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW :

"Tamaamun Nu'mati Dukhuulul Jannati" artinya : "Nikmat/rahmat sempurna adalah masuk surga."

Dengan tersedianya rahmat Allah yang tak terhingga banyaknya itu, sudah semestinya kita harus berupaya untuk dapat meraih rahmat Allah tadi yaitu dengan mentaati segala perintah-Nya, mensyukuri segala karunia-Nya, sabar terhadap segala cobaan-Nya.

Lamun siro kabeh podo syukur marang nikmate gusti Allah mongko gusti Allah bakal nambah nikmate, Lan menowo podo kufur siro kabeh marang nikmate gusti Allah, Saktemene siksane gusti Allah nggegirisi banget.

Dalam setiap kesempatan, jangan hanya berdoa untuk diri sendiri dan keluarga, memohon dan berdoa untuk kebutuhan-kebutuhan mendesak untuk besuk pagi dan lain sebagainya, tetapi sempatkan untuk memohon rahmat-Nya, nyuwun kawelasanipun gusti Allah.

Semoga kita termasuk orang-orang yang dilimpahi rahmat-Nya sejak rahmat kecil, rahmat besar, hingga rahmat yang sempurna. Amin.

"MENGABDI UNTUK BERBAKTI"

___________________________

Powered by: Blogger