Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Jumat, 29 April 2016

Belajar dari Cara Nabi Mengatasi Kesulitan

Khotbah I


الحمد لله لَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى لِيُرِيَهُ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ الكُبْرَى، والصلاة والسلام على سيدنا ومولانا محمد المُؤَيِّدِ بِالمُعْجِزَاتِ التي لَاتَنْقَضِي عَجَائِبُها ولا تستقصى، فضَّلهُ الله تعالى على سائر الورى، بحسن أخْلاقِه لَاتَشُك فيها ولا تترى وعلى آله وأصحابه ومن اتبعه ماتعاقب الاوان وجرى . أما بعد:
أيها الحاضرون رحمكم الله : أوصينى نفسي وإياكم بتقوى الله، فقد فاز المتقون. قال الله تعالى في كتابه الكريم أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم. ياأيها الذين آمنوا اتّقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.

Kaum Muslimin sidang Jum’at
 rahimakumullah,

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada kita semua, sehingga kita dapat beribadah mengabdi kepada-Nya setiap waktu demi menggapai ridla-Nya.

Dalam kesempatan yang mulia ini, marilah kita terus menerus berusaha meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah SWT; takwa dalam arti yang sebenar-benarnya. Semoga Allah SWT menempatkan kita semua pada derajat yang Dia ridhai, di dunia dan di akhirat. Amin ya rabbal 'alamin.

Kaum Muslimin sidang Jum’at
 rahimakumullah,

Dalam hidup, kelahiran dan kematian adalah sunnatullah. Sebuah proses alam yang terjadi secara berulang-ulang. Karena sunnatullah, tidak lantas kita sebagai manusia tidak berhak untuk berbahagia dan bersedih. Lumrahnya manusia, menghadapi kelahiran akan merasa bahagia. Demikian pula dengan kematian, wajarnya manusia akan merasa kehilangan dan sedih.

Panutan kita, Baginda nabi Muhammad SAW adalah manusia, sebagaimana kita semua, mempunyai rasa takut, sedih, serta kehilangan.

Allah SWT sendiri telah menjelaskan dalam QS Al Kahfi ayat 110

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا (الكهف : 110)

Artinya :
Katakanlah “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: ‘Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa’. Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya”.

Dan disebutkan pula dalam QS Fushshilat ayat 6:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ ۗ وَوَيْلٌ لِّلْمُشْرِكِينَ (فصلت: 6)

Artinya :
Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya. Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya.

Oleh sebab itu, dalam aqidah As’ariyah Maturidiyah dikenal sifat jaiz nabi dan rasul :
 

أعراض البشرية

Nabi dan rasul memiliki sifat sebagaimana manusia sebagaimana umumnya.

Kaum Muslimin sidang Jum’at
 rahimakumullah,

Pada tahun 10 kenabian, Rasulullah Muhammad SAW mengalami sebuah keadaan yang sangat berat. Hal ini disebabkan oleh wafatnya dua orang yang sangat dicintai yaitu Abu Thalib (paman belaiu) dan Khadijah (istri beliau). Sehingga dalam sejarah dikenal dengan sebutan ‘amul huzni
 (tahun kesedihan).

Hadirin Jamaah Jum’ah
 rahimakumullah,

Penderitaan beliau tidak berhenti hanya di situ, setelah ditinggalkan dua orang tercinta, beliau hijrah ke Thaif. Yang salah satu tujuannya adalah menghilangkan kesedihan. Tapi malang tidak dapat ditolak, untung tidak dapat diraih. Selama 10 hari di Thaif tak ada satu pun orang yang berkenan masuk Islam. Bahkan Nabi diusir dan dilempari batu oleh penduduk Thaif.

Hadirin Jamaah Jum’ah
 rahimakumullah,

Saat Nabi Muhammad berada dalam titik nadir semangat perjuangan menegakkan Islam. Allah membuka jalan, memberikan dorongan dan spirit nabi Muhammad. Allah mengutus malaikat Jibril, untuk mengajak Nabi Muhammad recharging (mengisi ulang) semangat dengan “jalan-jalan” menelusuri jejak perjuangan nabi terdahulu, menelusuri taman-taman surga, dan jurang-jurang neraka. Diperlihatkan kepada Nabi Muhammad akibat dari kemalasan, keserakahan, dan ketamakan manusia. Diperlihatkan kepada Nabi Muhammad buah dari berbagi, mawas diri, dan rendah hati. Peristiwa ini kemudian hari dikenang dan diperingati setiap tahunnya oleh umat Islam sebagai isra’ mi’raj.

Hadirin Jamaah Jum’ah
 rahimakumullah,

Bagaimana dengan kita? Sebagai manusia, mungkin kemarin, saat ini, atau bahkan besok mengalami kesedihan, yang menguras air mata, dan menghabiskan energi. Belajar dari Habibuna Muhammad, saat kita mengalami keadaan terpuruk, sedih, maka keluarlah, pergilah, dan lihatlah! Temuilah orang-orang shalih, saksikanlah keindahan dan keberhasilan orang lain melewati tahapan kehidupannya. Lihatlah kegagalan-kegagalan orang yang terpuruk, terjerumus dalam keputusasaan.

Hadirin Jamaah Jum’ah
 rahimakumullah,

Setelah semuanya kita lakukan, hal yang terakhir adalah shalat, menghadap sang khaliq (Allah SWT). Serahkan semuanya kembali kepada Allah SWT. Dan tak lupa berdoa sebagaimana doa nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Anas r.a:

عن أنس بن مالك قال : كان النبي صلى الله عليه وسلّم يقول : اللّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُبِكَ مِنَ الهَمِّ وَالحَزَنِ, والعَجْزِ وَاْلكَسَلِ، وَالجُبْنِ وَالبُخْلِ، وضَلْعِ الدَّينِ, وغَلَبةِ الرِّجَال. 

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat  gelisah (pesimis), sedih, malas, kikir, pengecut, terlilit hutang, dan keganasan orang lain.

Akhirnya, semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua, dan semoga kita semua yang hadir di sini diberi kekuatan oleh Allah untuk melewati setiap tahapan kehidupan dengan selamat dan berhasil menjadi umat Muhammad SAW yang sukses dunia maupun akhirat.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، أقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ،

Khotbah II

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ. وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِ+هِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ؛
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا،اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ، و الحمد لله رب العالمين ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ ، رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ، رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ،اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ فِيْنَا وَلاَ يَرْحَمُنَا، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ،سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْن وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن،
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

Muh. Afifuddin, Pengurus LP Ma’arif Kabupate Sleman
Sumber : 
http://www.nu.or.id/post/read/67676/belajar-dari-cara-nabi-mengatasi-kesulitan

"MENGABDI UNTUK BERBAKTI"

___________________________

Powered by: Blogger