Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Haflah Khotmil Qur'an

Sabtu, 31 Desember 2011

Pengajian Gus Miek

Ulama' Sesepuh – sesepuh sing di-fatechahi kalih tiyang-tiyang sing tertera tercantum dalam Dzikrul Ghofilin niku sing badhe kulo panjengan derek'i fil Akheroh (1998).  
(Ulama Para Sesepuh yang mendapat kiriman Fatechah bersama orang-orang yang tertera dan tercantum dalam Dzikrul Ghofilin itu yang akan saya dan Anda semua ikuti hingga di Akherat (1998).)**


Hadirin kolowau wonten ingkang tanglet, " Gus Miek, Sami'in Qur'an niku menawi Ba'da Sholat Fardhu aqibah kulli maktubalin, sing sae maos menopo ?". Damel wiridan!! kejawi panjenengan ingkang sampun nderek Ba'dit Thoriqoh Al-Muktabaroh.

Meniko ugi dados simbolipun Dzikrul Ghofilin. Resepipun nderek As-Syaikhul Imam Abi Hamid Muhammad Al-Ghozali, ingkang ugi dipun ijazahaken kaliyan rayinipun Syaikh Ahmad Al-Ghozali (1988). 
( Para Hadirin, tadi ada yang bertanya, 'Gus Miek, Sami'in Qur'an setelah Selesai Sholat Fardhu aqibah kulli maktubalin, sebaiknya membaca apa ?". Untuk Wiridan !! selain Anda yang sudah mengikuti Ba'dit Thoriqoh Al-Muktabaroh, Ini juga menjadi simbolnya Dzikrul Ghofilin. Resepnya mengikuti amalan As-Syaikhul Imam Abi Hamid Muhammad Al-Ghozali, yang juga di ijazahkan oleh Adiknya Syaikh Ahmad Al-Ghozali (1988).)**


Jadi ini sebuah pembangunan yang harus diwujudkan oleh penderek, pimpinan Dzikrul Ghofilin ataupun sema'an Al-Qur'an. Sebab antarane Sema'an Al-Qur'an kaliyan Dzikrul Ghofilin, ingkang sampun dipun simboli kaliyan Fatichah mi'ata marrohba'da kuli sholah, meniko berkaitan manunggal (1988).
(Jadi ini sebuah pembangunan yang harus diwujudkan oleh pengamal, pimpinan Dzikrul Ghofilin ataupun sema'an Al-Qur'an. Sebab antara Sema'an al-Qur'an dengan Dzikrul Ghofilin, yang sudah diberi simbol dengan Fatichah mi'ata marrohba'da kuli sholah, ini berkaitan dan menyatu (1988)).**


Kulo Panjenengan, anggota Sami'in, Dzikrul Ghofilin khususipun, ayo podo ramah tamah, apik lahir batin karo liyan, karo sesomo, Podo-podo menungso, senajan seje wiridan, seje aliran. Kulo Panjenengan kedah ndukung kawontenan sing pun kadung mantep Fin Naqshabandiyah, Fil Qodiriyah au Fi Asatidz Thoriqoh Muktabaroh. Sampun ngantos terpancing mboten ngurmati dateng salah satunggale aliran wirit ingkang tegas muktabar dengan pakem-pakem ingkang sampun mu'ayyan, khasshoh, lan tegas (1990).
(Saya dan Anda anggota Sami'in & Dzikrul Ghofilin khususnya, Ayo saling ramah tamah, baik secara lahir batin dengan yang lain, dengan sesama. Sama-sama Manusia meskipun berlainan wirid, berlainan aliran. Saya dan anda sekalian harus mendukung keberadaan yang sudah mantap Fin Naqsabandiyah Fil Qodiriyah auFi Asatidz Thoriqoh Muktabaroh. Jangan sampai terpancing tidak saling menghormati dengan salah satu aliran wirid yang denga tegas muktabar dengan pakem-pakemyang sudah mu'ayyan, khassoh, dan tegas (1990) ).**


Demi Allah, manah kulo namung nangis teng Allah, mugo-mugo Sami'in setia pengamal Dzikrul Ghofilin niki kabeh masalah-masalahe tuntas, digateni karo Allah(1991).
(Demi Allah, batin Saya hanya bisa menangis kepada Allah, semoga para Sami'in setia pengamal Dzikrul Ghofilin semuanya, segala masalahnya bisa tuntas, sangat diperhatikan oleh Allah (1991)).**


"Gus Miek, kulo teng kampung niku sareng-sareng tiyang kathah ?".Sing penting imut teng Allah, mboten rumaos langkung suci ketimbang liyane, ora sempat nglirik maksiate wong liyo, kaleh sinten-sinten nggadah manah sing sae. Nggih niku ciri khase pengamal Dzikrul Ghofilin (1991). 
( " Gus Miek, Saya di kampung itu sering berkumpul dengan orang banyak ?".Nasehat Gus Miek, yang penting ingat akan Allah, tidak merasa yang paling suci dari yang lain, tidak usah mengurusi perbuatan maksiatnya orang lain, dengan siapapun harus lebih menonjolkan perilaku yang baik. Itulah ciri khas pengamal Dzikrul Ghofilin (1991)).**


Mugi-mugi termasuk Dzikrul Ghofilin sing pun dados ketahanan batiniyah, mangke dados penyangga kulo panjenengan wonten ing sidang-sidang yaumal chisab. Niku sing penting. Ditengah-tengah kulo panjenengan angel noto bojo, noto rumah tangga, sulitnya menciptakan sesuatu yang indah, tanda-tanda musibah badhe dugi, berarti kulo panjenengan dituntut nyusun ketahanan batiniyah, nyentuh dos pundi supados Allah niku sayang, gati teng kulo panjenengan. Niki mawon (1991). 
( Moga-moga wirid Dzikrul Ghofilin bisa menjadi ketahanan batiniyah, menjadi penyangga Saya dan Anda sekalian pada hari sidang Yaumal Chisab. Ini yang sangat penting. Ditengah-tengah Saya dan Anda sekalian kesulitan menata istri/suami, menata rumah tangga, kesulitan menciptakan sesuatu yang indah. Dan menunggu tanda–tanda musibah yang akan datang, berarti Saya dan Anda sekalian dituntut menyusun ketahanan batiniyah hingga menyentuh bagaimana supaya Allah itu sayang, perhatian dengan Saya dan anda sekalian. Itu saja (1991)).**


Pramilo kulo crios dateng lare-lare, ngomongke Dzikrul Ghofilin ojo pisan-pisan diiklan-ne, dipromosi'ne minongko senjata katrol sukses duniawiyah (1991).
( Untuk itu Saya berharap pada anak-anak, berkaitan dengan Dzikrul Ghofilin jangan sekali-kali di-iklankan, dipromosikan sebagai alat atau senjata untuk mengkatrol sukses duniawiyah (1991)).


Sumber : http://id.id.facebook.com



Kebeningan hati seorang Gus Miek

Cerita Gus Miek

Gus Miek bagi sebagian orang yang pernah dekat dan mengenalnya, akan terkesan bahwa beliau adalah pengayom atau pelindung rakyat jelata, dengan kebeningan hati beliau, mampu menembus batas kelas dan agama.

Beberapa kisah berikut adalah salah satu yang mewakili dari kisah beliau. Semoga bermanfaat bagi Sami'in setia yang belum pernah mengenal beliau secara dekat dan para pemerhati yang ingin lebih banyak mengetahui tentang Gus Miek.

Kota Surabaya, salah satu kota yang menjadi favourit Gus Miek, dan salah satu tempat yang paling sering beliau singgahi adalah kafe di Hotel Elmi. Suasana malam khas kafe yang gaduh, dimana hentakan musik menggebrak malam, dan di sudut-sudut ruangan penuh kepulan asap rokok yang menyesakkan dada, berbaur bau alkohol yang menusuk hidung. Disalah satu sudut pojok ruangan kafe terlihat seorang lelaki berwajah teduh sedang mengobrol dikelilingi beberapa orang. Tubuhnya sedang, rambutnya ikal dan diantara jemari tangannya terselip sebatang rokok.

Terdengar kalimat-kalimat yang menyejukkan dan sesekali terdengar tawa segar. Menurut orang-orang yang ada disekelilingnya tersebut, lelaki itu selain ada di kafe ini juga dikenal di beberapa diskotik di Surabaya. Dan mereka semua memberikan julukan "Kyai Nyentrik".
Itulah dunia K.H. Khamim Jazuli alias Gus Miek. Ia adalah tokoh sentral sema'an Al-Qur'an yang pengikutnya ribuan orang. Sema'an adalah kegiatan membaca dan mendengarkan Al-Qur'an berjama'ah atau bersama-sama, dimana dalam sema'an itu juga selain mendengarkan Al-Qur'an, yang hadir ( sami'in) juga bersama-sama melakukan ibadah sholat wajib secara berjama'ah juga sholat-sholat sunnah yang lain, dari ba'da Subuh hingga khatamnya Al-Qur'an. 

Gus Miek memiliki seorang istri dan lima orang anak. Beliau dikenang sebagai Kiai yang mengayomi umat, terutama rakyat jelata. Ke khasan gayanya dalam menyebarkan kebenaran sangat langka dan tidak seperti ulama pada umumnya. Lahan garapannya adalah orang-orang pinggiran dan para "manusia malam".

Majelis Sema'an mula-mula didirikan dikampung Burengan Kediri sekitar tahun 1985/86. Mula-mula pengikutnya hanya 10-15 orang. Lama kelamaan berkembang menjadi ribuan. Tempatnya pun tidak hanya di masjid atau dari rumah ke rumah, tetapi sudah memasuki wilayah pendopo kabupaten, Kodam bahkan sampai ke Keraton Yogyakarta di bawa oleh pecinta dan murid Gus Miek, mbah Bun dari Condronegaran, yang telah melaksanakan Pengajian Sewelasan dan Mujahadah Dzikrul Ghafilin, serta Semaan Al-Qur'an setiap Ahad Wage, atas dawuh Gus Miek di Mojokerto ketika majlis Sema'an Al-Qur'an "Jantiko Mantab" di Mojokerto Jawa Timur, untuk supaya mbah Bun menyelenggarakan Sema'an Al-Qur'an di Jateng dan DIY. Bahkan beliau Gus Miek memberi nama dengan Jantiko Mantab, "Jamaah Sami'i Setia" Jateng dan DIY.

Sema'an Al-Qur'an di Keraton Kasultanan Yogyakarta adalah dalam rangka 40 hari wafatnya Raja Keraton Ngayogjakarto Hadiningrat, Sri Sultan HB. IX. dilaksanakan di Masjid Wiworo Jati, Keraton Yogyakarta. Gus Miek hadir dan memberikan pengajian dan dialog dengan jama'ah.

Di Condronegaran menjadi awal kegiatan Sema'an Al-Qur'an Jantiko Mantab Yogyakarta, setelah beberapa waktu kemudian dilaksanakan secara berpindah satu bulan di Condronegaran satu bulan kemudian diunduh di tempat lain di Jateng & DIY. Sema'an Al-Qur'an dibaca oleh Gus Farid, Gus Muqarrabin, dan para hufadz dari Jawa Timur, dan dari Yogyakarta (KH. Najib Abdul Qadir - PP. Al Munawwir Krpayak, KH. Nawawi Abdul Aziz - PP. Annur Ngrukem, Gus Kharis Masduki - PP. Darul Qur'an Wal Irsyad Wonosari, Gus Zuban - PP. Kanggotan, Gus Ibrahim - PP. Al Munawwir Komplek H, Gus Khazin - Dobalan, dll). Sedangkan untuk Dzikrul Ghafiliin di pimpin langsung oleh mbah Mochtar dari Bandar, Kediri. Sampai sekarang Sema'an Al Qur'an dan Dzikrul Ghafilin tetap berlangsung di beberapa tempat di Yogyakarta. Di kemudian hari muncul Sema'an Al Qur'an "Purbajati Jantiko Mantab" dan Dzikrul Ghafilin setiap Ahad Legi.

Mulai tahun 2001 Sema'an Ahad Wage "Jantiko Mantab" sami'in Setia Yogyakarta dilaksanakan secara tetap di Condronegaran Yogyakarta, Dan saat ini Sema'an Ahad Wage "Jantiko Mantab" di pusatkan di Pondok Pesantren Al-Islam Yogyakarta. Bahkan pada Mei 2010 di Masjid Agung Condronegaran dilaksanakan Sema'an Al-Qur'an dan Gema Shalawat bersama Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf dari Solo dalam rangka Tasyakuran Yayasan Al-Islam Yogyakarta, Stikes Al-Islam Yogyakarta, Khataman Santri Pondok Pesantren Al-Islam Yogyakarta dan Milad Jantiko Mantab. Berikut rekaman kegiatannya, silahkan Klik di sini.

Dari berkelana timbullah gagasan sema'an Al-Qur'an. Saya ingin benar dan tidak terlalu banyak salah. Maka saya ambil langkah silang dengan menganjurkan pada para santri untuk berkumpul sebulan sekali, mengobrol, guyonan santai, diiringi hiburan. Syukur-syukur jika hiburan itu berbau ibadah yang menyentuh rahmat dan nikmat Allah. Kebetulan saya menemukan pakem bahwa pertemuan seperti itu jika dibarengi membaca dan mendengarkan Al-Qur'an, syukur-syukur bisa dari awal sampai khatam, Allah akan memberikan rahmat dan nikmatNYA.

Jadi menurut Gus Miek, secara batiniah sema'an Al-Qur'an adalah hiburan yang hasanah, hiburan yang baik. Selain juga merupakan upaya pendekatan diri kepada Allah, dan sebagai tabungan di hari akhir. Itu yang harus bener-benar diyakini oleh jema'ah sema'an Al-Qur'an. Orang yang mendengarkan dan membaca Al-Qur'an mendapat pahala yang sama. Malah dalam sebuah ulasan seorang ulama dikatakan bahwa orang yang mendengarkan bacaan Al-Qur'an pahalanya lebih besar daripada yang membacanya, sebab pendengar lebih bisa menata hati, pikiran dan telinga serta lebih fokus pada pendekatan diri kepada Allah.

Satu-satunya upaya untuk mengutarakan sesuatu kepada Allah menurut beliau ialah lewat Majelis sema'an Al-Qur'an ini. Karena berdasarkan sebuah hadis, "barang siapa ingin berkomunikasi dengan Allah, maka beradalah ditengah-tengah suatu majelis yang di dalamnya mengalun Al-Qur'an."

Gus Miek memang memiliki kelebihan yang unik. Beliau lebih suka memakai pakaian trendi ketimbang sorban, jubah maupun sarung. Pergaulannya pun sangat luas. "Saya merasa dituntut menguasai bahasa kata, bahasa gaul, dan bahasa hati," tutur beliau.
Pada saat saya masuk diskotik, kafe atau karaoke, saya hanya bisa tertawa. Saya senang tapi saya lebih tertarik pada pendapat seorang ulama dulu, kalau nggak salah namanya Imam Ahmad bin Hanbal. Kalau masuk ke tempat hiburan yang diharamkan oleh Islam, justru Imam Ahmad bin Hanbal malah bergabung dan berdoa, pada saat beliau dipintu masuk pertama. Doa beliau " Ya Allah, seperti halnya Kau buat orang-orang ini berpesta pora ditempat seperti ini, semoga Engkau jadikan pula mereka berpesta pora di akherat nanti".

Semasa hidup Gus Miek selalu diburu, bahkan tidak sedikit yang merelakan waktunya berjam-jam dan berhari-hari untuk bertemu walaupun sekedar bersalaman. Tamunya datang dari berbagai golongan, mulai tukang becak, para banci, santri, artis, politikus, pejabat sampai Jendral. Mereka percaya bertemu dengan Gus Miek akan membawa berkah tersendiri. Mereka kebanyakan meminta nasehat tentang berbagai persoalan hidup. Saat beliau berumur 10 tahun sudah banyak didekati orang."Bahasa yang datang kepada saya ya itu-itu saja, minta restu, mengungkapkan kekurangan, minta doa mudah mencari rezeki, bahkan orang yang mau melahirkan juga datang kepada saya, dikira saya ini bidan," tutur beliau seraya terkekeh.

Gus Miek benar-benar rendah hati. " Saya ini bukan kiai, juga bukan ulama. Saya ini orang yang dipaksa untuk dipanggil kiai. Saya ini hanya orang yang ingin melakukan kebenaran dan tak ingin terlalu banyak salah", kata beliau. " Kita ini jangan sekali kali sok suci atau super bersih, sebab di dunia ini ada dua penampilan. Pertama, penampilan sebagai manusia satu-satunya di bumi yang paling top, paling suci , paling bersih. Kedua, kebalikannya, sebagai manusia penghuni bumi yang bukan apa-apa. Saya ini hanyalah, insya Allah kalau dalam jiwa kita sudah tertanam perasaan sebagai hamba Allah, akan tertanam pula rasa dosa,rasa salah, rasa kekurangan, sehingga untuk memohon pengampunan kepada Allah akan lebih besar dan meningkat. Dan itu sulit, termasuk saya sendiri", tutur beliau

Selain rendah hati beliau juga pribadi yang sangat sederhana. Meski keluarganya di Kediri, namun tak seorangpun tahu keberadaannya. Jika beliau berada di Surabaya lebih sering berada di rumah salah satu sahabat beliau yaitu Bapak Syafi'i, didekat Masjid Ampel, beliau tak segan-segan tidur di kursi plastik jebol ditemani sebuah teko kuningan berisi teh kental dan dua gelasnya. Tak lupa asbak penuh puntung rokok kretek, karena ia memang dikenal perokok berat.

Karena kerendahan hati serta tak segan-segan membantu orang yang kesusahan tersebut, bisa dimaklumi jika tamunya berjubel, bahkan pernah sampai 18 hari 18 malam tidak tidur karena sibuk menerima tamu. Karena beliau tak kuasa menolak tamu. Bahkan pernah pada saat hadir di sema'an, Gus Miek langsung dikerubuti ribuan jama'ah, sampai-sampai harus diselundupkan ke jamaah wanita untuk menghindari serbuan sami'in.

Disamping sema'an Al-Qur'an, beliau juga mendirikan majelis dzikir "Dzikrul Ghofilin". Maksudnya adalah dzikirnya orang-orang yang lupa kepada Allah. Seperti halnya sema'an, majelis dzikir yang lazim disebut mujahadah inipun diikuti ribuan jama'ah dengan khusuk. Baik majelis sema'an Al-Qur'an dan Dzikrul Ghofilin ini sangat diminati oleh ribuan muslimin terutama daerah Jawa Timur, JawaTengah dan Ygyakarta.

Gus Miek sejak kecil memang terlihat aneh. Beliau mengaku sering dianggap aneh bahkan tidak jarang ada yang mengatakan tidak waras. " Dari umur 11 tahun saya seperti orang sakit, orang-orang menganggap saya tidak waras. Lha wong kerjaan saya hanya disungai, memancing terus menerus," tuturnya

Gus Miek sejak kecil suka mengembara, bahkan orang tuanya pun tidak tahu dimana keberadaan Khamim kecil. Dan oleh Ayahnya ia sudah dianggap anak hilang. Bahkan kebiasaan Gus Miek tersebut berlanjut hingga masa tuanya. Bukan rahasia lagi jika orang sulit mencarinya. Untuk bertemu beliau itu "jodoh-jodohan" atau "nasib- nasiban", kalau jodoh gampang ditemui, tidak dicaripun beliau muncul, tetapi kalau tidak jodoh, dicari-cari kemanapun bahkan sampai satu bulanpun, belum tentu ketemu, kata beberapa sami'in.

Banyak cerita tentang karomah atau kemuliaan yang muncul disekitar kehidupan Gus Miek, yang oleh orang awam dianggap aneh. Diantaranya kemampuan Gus Miek menyembuhkan penyakit hanya dengan air putih. Banyak pula yang bercerita bahwa Gus Miek bias hadir di dua tempat. Salah satu contoh cerita yaitu saat Kiai Musta'in Romli, pendiri Pondok Pesantren Darul 'Ulum Jombang, dan salah satu seorang mursyid sebuah tarekat meninggal. Ketika itu sang ayahanda Gus Miek yaitu Kiai Ahmad Jazuli akan berangkat takziah. Gus Miek saat itu diajak ikut, tapi beliau menolak, dan memilih tinggal di rumah saja.

Berangkatlah rombongan Kiai Ahmad Jazuli ke Jombang tanpa Gus Miek kecil. Tiba di rumah duka, betapa kagetnya beliau karena melihat Gus Miek sudah berada disana. Bertanyalah beliau kepada kerabat Kiai Mustain, dan jawaban kerabat kiai Musta'in membuat Kiai Ahmad Jazuli tercengang. " Gus Miek sudah menemani Kiai Musta'in sejak seminggu sebelum almarhum wafat, Kiai ..," tutur kerabat tersebut.

Cerita unik yang lain ketika pada saat sholat jamaah Jum'at, tiba-tiba Gus Miek hilang. Orang-orang disekitar beliau bingung dibuatnya. Mereka sudah berusaha mencari Gus Miek kesana kemari usai sholat jum'at, namun tetap tidak ketemu. Dengan tiba-tiba Gus Miek muncul dengan membawa seonggok kurma yang ranting-rantingnya masih meneteskan getah segar. Dan mereka yakini bahwa Gus Miek tadi pasti habis sholat jum'at di Mekah.

Pada suatu saat Gus Miek juga terlihat lagi dikelilingi fakir miskin, Gus Miek memberikan uang kepada mereka semuanya. Anehnya uang tersebut diberikan setelah beliau secepat kilat menggerakkan tangan kanannya ke udara, dan mendadak di tangan beliau sudah tergenggam uang segepok.

Kiai kharismatik dan sederhana, kaya dengan karomah serta sangat dekat dengan orang kebanyakan, pembela serta pelindung kaum papa dan miskin ini, tak ayal dianggap seorang Wali (Orang Suci). Sosok beliau yang pergaulannya dikenal luas ini, wafat di Surabaya tepatnya di Rumah Sakit Budi Mulia, pada 5 Juni 1993, dan dimakamkan di pemakaman para Wali, Desa Ngadi, Kecamatan Mojo, Kediri. Tempat Makam ini juga beliau penggagasnya.


Referensi : Majlis Sema'aan Al-Qur'an Jantiko Mantab & Dzikrul Ghafilin Jawa Timur, Jama'ah Sami'in Setia Yogyakarta, Dunia pesantren - 13/11/2009, jantikomantab.webs.com/apps/blog, dan sumber lain.







Sekilas tentang Gus Miek (KH. Hamim Djazuli)

KH. Hamim Djazuli (Gus Miek)
Pendiri sema'an Al- Qur'an “Jantiko Mantab” & dzikrul ghofilin



KH. Hamim Djazuli atau akrab denganpanggilan Gus Miek lahir pada 17 Agustus 1940, beliau adalah putra KH. Jazuli Utsman (seorang ulama sufi dan ahli tharikat pendiri pon-pes Al Falah mojo Kediri), Gus Miek salah-satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang Islam yang masyhur ditanah Jawa dan memiliki ikatan darah kuat dengan berbagai tokoh Islam ternama, khususnya di Jawa Timur. Maka wajar, jika Gus Miek dikatakan pejuang agama yang tangguh dan memiliki kemampuan yang terkadang sulit dijangkau akal. 

Selain menjadi pejuang Islam yang gigih, dan pengikut hukum agama yang setia dan patuh, Gus Miek memiliki spritualitas atau derajat kerohanian yang memperkaya sikap, taat, dan patuh terhadap Tuhan. Namun, Gus Miek tidak melupakan kepentingan manusia atau intraksi sosial (hablum minallah wa hablum minannas). Hal itu dilakukan karena Gus Miek mempunyai hubungan dan pergaulan yang erat dengan (alm) KH. Hamid Pasuruan, dan KH. Achmad Siddiq, serta melalui keterikatannya pada ritual "dzikrul ghafilin" (pengingat mereka yang lupa). 

Gerakan-gerakan spritual Gus Miek inilah, telah menjadi budaya di kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU), seperti melakukan ziarah ke makam-makam para wali yang ada di Jawa maupun di luar Jawa. Hal terpenting lain untuk diketahui juga bahwa amalan Gus Miek sangatlah sederhana dalam praktiknya. Juga sangat sederhana dalam menjanjikan apa yang hendak didapat oleh para pengamalnya, yakni berkumpul dengan para wali dan orang-orang saleh, baik didunia maupun akhirat. 

Ayah beliau KH. Achmad Djazuli Usman, Gus Miek seorang hafizh (penghapal) Al-Quran. Karena, bagi Gus Miek, Al-Quran adalah tempat mengadukan segala permasalahan hidupnya yang tidak bisa dimengerti orang lain. Dengan mendengarkan dan membaca Al-Quran, Gus Miek merasakan ketenangan dan tampak dirinya berdialog dengan Tuhan, beliaupun membentuk Sema'an Al-Qur'an dan jama'ah Dzikrul Ghofilin. 

Gus Miek selain dikenal sebagai seorang ulama besar juga dikenal sebagai orang yang nyeleneh beliau lebih menyukai da'wah di kerumunan orang yang melakukan maksiat seperti discotiq, club malam dibandingkan dengan menjadi seorang kyai yang tinggal di pesantren yang mengajarkan santrinya kitab kuning. hampir tiap malam beliau menyusuri jalan-jalan di jawa timur keluar masuk club malam, bahkan nimbrung dengan tukang becak, penjual kopi di pinggiran jalan hanya untuk memberikan sedikit pencerahan kepada mereka yang sedang dalam kegelapan. Ajaran-ajaran beliau yang terkenal adalah suluk jalan terabas atau dalam bahasa indonesianya pemikiran jalan pintas. 

Pernah di ceritakan Suatu ketika Gus Miek pergi ke discotiq dan disana bertemu dengan Pengunjung yang sedang asyik menenggak minuman keras, Gus Miek menghampiri mereka dan mengambil sebotol minuman keras lalu memasukkannya ke mulut Gus Miek salah satu dari mereka mengenali Gus Miek dan bertanya kepada Gus Miek. "Gus kenapa sampeyan ikut Minum bersama kami ? sampeyan kan tahu ini minuman keras yang diharamkan oleh Agama ? lalu Gus Miek Menjawab" aku tidak meminumnya .....!! aku hanya membuang minuman itu kelaut...! hal ini membuat mereka bertanya-tanya, padahal sudah jelas tadi Gus Miek meminum minuman keras tersebut. 

Diliputi rasa keanehan, Gus Miek angkat bicara "sampeyan semua ga percaya kalo aku tidak meminumnya tapi membuangnya kelaut..? lalu Gus Miek Membuka lebar Mulutnya dan mereka semua terperanjat kaget didalam Mulut Gus miek terlihat Laut yang bergelombang dan ternyata benar minuman keras tersebut dibuang kelaut. Dan Saat itu juga mereka diberi Hidayah Oleh Alloh SWt untuk bertaubat dan meninggalkan minum-minuman keras yang dilarang oleh agama. Itulah salah salah satu Karomah kewaliyan yang diberikan Alloh kepada Gus Miek. 

Jika sedang jalan-jalan atau keluar, Gus Miek sering kali mengenakan celana jeans dan kaos oblong. Tidak lupa, beliau selalu mengenakan kaca mata hitam lantaran beliau sering menangis jika melihat seseorang yang "masa depannya" suram dan tak beruntung di akherat kelak. 

Ketika beliau berda'wah di semarang tepatnya di NIAC di pelabuhan tanjung mas. Niac adalah surga perjudian bagi para cukong-cukong besar baik dari pribumi maupun keturunan, Gus Miek yang masuk dengan segala kelebihannya mampu memenangi setiap permainan, sehingga para cukong-cukong itu mengalami kekalahan yang sangat besar. Niac pun yang semula menjadi surga perjudian menjadi neraka yang sangat menakutkan 

Satu contoh lagi ketika Gus miek berjalan-jalan ke Surabaya, ketika tiba di sebuah club malam Gus Miek masuk kedalam club yang di penuhi dengan perempuan-perempuan nakal, lalu gus miek langsung menuju watries (pelayan minuman) beliau menepuk pundak perempuan tersebut sambil meniupkan asap rokok tepat di wajahnya, perempuan itupun mundur tapi terus di kejar oleh Gus miek sambil tetap meniupkan asap rokok diwajah perempuan tersebut. Perempuan tersebut mundur hingga terbaring di kamar dengan penuh ketakutan, setelah kejadian tersebut perempuan itu tidak tampak lagi di club malam itu. 

Pernah suatu ketika Gus Farid (anak KH. Ahmad Siddiq yang sering menemani Gus Miek) mengajukan pertanyaan yang sering mengganjal di hatinya, pertama bagaimana perasaan Gus Miek tentang Wanita ? "Aku setiap kali bertemu wanita walaupun secantik apapun dia dalam pandangan mataku yang terlihat hanya darah dan tulang saja jadi jalan untuk syahwat tidak ada" jawab Gus Miek. Pertanyaan kedua Gus Farid menayakan tentang kebiasaan Gus Miek memakai kaca mata hitam baik itu dijalan maupun saat bertemu dengan tamu... "Apabila aku bertemu orang di jalan atau tamu aku diberi pengetahuaan tentang perjalanan hidupnya sampai mati. Apabila aku bertemu dengan seseorang yang nasibnya buruk maka aku menangis, maka aku memakai kaca mata hitam agar orang tidak tahu bahwa aku sedang menagis" jawab Gus Miek 

Adanya sistem Da'wah yang dilakukan Gus Miek tidak bisa di contoh begitu saja karena resikonya sangat berat bagi mereka yang Alim pun Sekaliber KH. Abdul Hamid (pasuruan) mengaku tidak sanggup melakukan da'wah seperti yang dilakukan oleh Gus Miek padahal KH. Abdul Hamid juga seorang waliyalloh. 

Tepat tanggal 5 juni 1993 Gus Miek menghembuskan napasnya yang terakhir di rumah sakit Budi mulya Surabaya (sekarang siloam). Kyai yang nyeleneh dan unik akhirnya meninggalkan dunia dan menuju kehidupan yang lebih abadi dan bertemu dengan Tuhannya yang selama ini beliau rindukan.***  
Sumber : Dunia pesantren - 07/11/2009, http://jantikomantab.webs.com/apps/blog/



Senin, 26 Desember 2011

Apakah Najis itu ?

Pengertian Umum
Dalam ajaran Islam sebelum mengerjakan beberapa ibadah, terutama shalat, disyaratkan bersuci terlebih dahulu, baik itu dari najis atau hadats. Hal itu disebabkan karena Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa membersihkan diri, baik lahir maupun batin. Kebersihan ini sangat erat kaitannya dengan ibadah utama dalam Islam, yaitu shalat. Berikut beberapa pembagian dan tahapan dalam menyucikan diri dari najis.

Menyucikan Najis
Najis adalah setiap benda yang haram untuk dimakan secara mutlak (kecuali dalam keadaan terpaksa) bukan karena menjijikkan. Najis dibagi dalam tiga macam.
  1. Najis Mughalladzah (berat)
  2. Najis Mukhaffafah (ringan)
  3. Najis Mutawassithah (sedang)
1.  Najis Mughalladzah
Najis ini hanya tertentu pada anjing dan babi serta keturunnya dan binatang yang lahir dari keduanya melalui kawin silang antara anjing dan babi, atau keturunan silang dengan hewan lain yang suci.
Adapun cara menyucikan najis mughalladzah adalah membasuh dengan air sebanyak tujuh kali dan salah satu dari basuhan dicampur dengan debu yang suci. Campuran debu ini bisa dilakukan pada basuhan yang mana saja. Namun cara yang lebih sempurna adalah pencampuran dengan debu dibasuhan yang pertama. Bisa pula dengan Lumpur atau pasir yang mengandung debu, sebagai pengganti dari debu. Air banjir yang keruh sudah dianggap cukup dalam pencampuran debu ini, tanpa harus mencampurinya dengan debu. Untuk terhitung satu basuhan, benda dan sifat najis harus sudah hilang pada saat basuhan pertama. Jika tidak, maka harus diulang-ulang sampai hilang, baru dilanjutkan pada basuhan yang kedua, ketiga dan seterusnya.

2. Najis Mukhaffafah
Adalah najis yang ringan. Masuk dalam kategori ini hanyalah kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa selain air susu ibu sebagai zat penguat tubuh dan umurnya belum mencapai dua tahun. Adapun kencing bayi perempuan tidak masuk dalam kategori ini, melainkan pada najis Mutawassithah. Cara menyucikannya ialah cukup dengan memercikkan air pada tempat yang terkena najis, setelah menghilangkan benda dan sifat-sifat najisnya (basahnya air kencing) terlebih dahulu.

3. Najis Mutawassithah
Najis Mutawassithah ini dibagi menjadi dua macam :
a.      Najis Hukmiyah
Adalah najis yang mana benda, rasa, baud an warnanya, sudah hilang, atau tidak tertangkap oleh indera kita. Misalnya kencing yang sudah mongering. Cara menyucikan najis ini cukup dengan mengalirkan air pada tempat yang terkena najis.
b.      Najis Ainiyah  
Adalah najis yang slah satu dari benda (ain), rasa, baud an warnanya masih ada atau tertangkap oleh indera. Misalnya kotoran hewan dan lain sebagainya. Adapun cara menyucikannya adalah dengan membasuh najis tersebut sampai benda dan sifatnya hilang. Jika masih bau dan warnanya, maka apabila sukar dihilangkan, wajib menggosoknya tiga kali dengan ujung jari-jari. Dan jika masih tetap saja tidak dapat dihilangkan, maka dihukumi suci.

Macam-macam Najis Mutawassithah
Najis Mutawasstha bila disimpulkan ada lima belas macam :
1.      Setiap benda cair yang memabukkan, seperti khamer dan sejenisnya.
2.    Air kencing, selain air kencingnya bayi laki-laki di bawah 2 tahun yang belum makan apa-apa selain air susu ibu.
3. Madzi (cairan berwarna putih agak pekat yang keluar dari alat kemaluan. (Cairan madzi biasanya keluar ketika syahwat sebelum ejakulasi).
4.      Wadi (cairan putih, keruh dan kental yang keluar dari alat kemaluan.
(Wadi biasanya keluar setelah kencing ketika ditahan, atau saat membawa benda berat).
5.      Tinja atau kotoran manusia.
6.      Kotoran hewan, baik bisa dimakan dagingnya atau tidak.
7.      Air luka yang berubah baunya.
8.      Nanah, baik kental atau cair.
9.      Darah, baik darah manusia atau lainnya, selain hati dan limpa.
10.  Air empedu.
11.  Muntahan, yaitu benda yang keluar dari perut ketika muntah.
12.  Kunyahan hewan yang dikeluarkan dari perutnya.
13. Air susu hewan yang tidak bisa dimakan dagingnya selain manusia. Namun, jika air susu itu keluar dari anak yang belum mencapai umur baligh (9 tahun), maka dihukumi najis. Begitu pula air susu orang laki-laki, jika ada.
14. Semua bagian tubuh dari bangkai, kecuali bangkai belalang, ikan dan jenazah manusia. Yang dimaksud bangkai disini adalah hewan yang mati tanpa melalui sembelihan secara syara’ seperti mati sendiri, terjepit, ditabrak kendaraan atau lannya.
15.  Organ hewan yang dipotong/terpotong ketika masih hidup (Kecuali bulu atau rambut hewan yang boleh dimakan dagingnya).

Cara menyucikan lantai yang terkena najis
Najis Mutawassithah juga bisa disucikan dengan cara yang cukup praktis, yaitu dengan cara menjadikan najis Hukmiyah terlebih dahulu, yaitu dihilangkan bau, rasa dan warnanya. Setelah itu cukup mengalirkan air. Hal ini dimungkinkan ketika di tengah-tengah lantai ada kotoran ayam misalnya, maka tidak perlu mengepel semua lantai, cukup dibuang kotorannya dan digosok dengan semisal kulit kelapa, kain, atau batu bata sehingga hilang sifat-sifat najisnya lantas cukup dialirkan air.

Bahan untuk Menyucikan Najis
Adapun benda yang dapat menyucikan najis ada dua macam, yaitu air dan debu (untuk najis mughalladzah). Dengan syarat keduanya adalah harus suci dan menyucikan.

Minggu, 25 Desember 2011

Tholabul Ilmi (Kultum)

(Thoriq AA)


Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Junjungan kita Nabi Muhammad SAW bersabda :
Tholabul ‘ilmi fariidlotun ‘ala kulli muslimin wa muslimah.
Artinya : Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam laki-laki dan perempuan.

Juga sabdanya lagi :
Tholabul ‘ilmi minalmahdi ilallahdi.
Yang artinya : Mencari ilmu itu mulai dari ayunan sampai liang lahat.
      
Dengan adanya hadist Nabi tersebut sudah jelas bahwa yang wajib mencari ilmu itu semua orang Islam tidak pandang bulu, tidak pandang waktu, jadi walaupun orang itu sudah tua, untune entek, wis ora tedas peyek, mlakune wis ndeyek-ndeyek, asal urung matek, tetap punya kewajiban mencari ilmu.


Selain itu kepentingan ilmu adalah di atas segala-galanya, Artinya orang itu mempunyai cita-cita apapun harus dengan ilmu.
Contohnya :

  • kalau orang ingin jadi dokter harus punya ilmu kedokteran,
  • kalau orang itu ingin menjadi pedagang  harus punya ilmu dagang,
  • kalau ingin jadi pegawai harus tahu ilmunya, demikian seterusnya.

Bahkan karena sangat pentingnya ilmu, orang yang mau menuju jalannya mencari ilmu itu   sudah dijamin oleh Allah SWT. Akan dimudahkan jalannya menuju Syurga.    
Sabda Nabi Muhammad SAW :
Man salaka thoriiqon yathlubu fiihi ‘ilman salakalloohu bihi thoriiqon ilaljannah.
Artinya : Barangsiapa menuju jalan mencari ilmu maka Allah memudahkan jalan orang itu menuju syurga.
      
Demikianlah karena sangat pentingnya ilmu, Allah SWT memberi jaminan akan dimudahkan jalan menuju syurga, kurang lebihnya mohon maaf.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.




Artikel Terkait :








Senin, 12 Desember 2011

Keutamaan Ilmu

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Ra.  berwasiat :

 “Dunia akan pergi berlalu, dan akhirat akan datang menjelang, dan keduanya mempunyai anak-anak. Maka jadilah kalian anak-anak akhirat dan jangan menjadi anak-anak dunia. Sesungguhnya pada hari ini hanya ada amal tanpa hisab (perhitungan), dan besok hanya ada hisab (perhitungan) tanpa amal.” (HR. Al-Bukhari secara mu’allaq).


Akankah kita membekali diri kita dengan ilmu pengetahuan formal dunia. Padahal ilmu agama  adalah kepastian, yang akan kita bawa untuk menghadapi perhitungan kelak di akherat.


Minggu, 11 Desember 2011

Perdebatan Kaum Khawarij Dengan Ali

Nabi Muhammad SAW. Bersabda : “Anaa Madiinatul’ilmi Wa ‘Aliyyun Baabuhaa”. Artinya : “Aku adalah kota (gudang) ilmu, sedangkan Ali adalah pintu gerbangnya”. 

Setelah mendengar sabda nabi tersebut, maka timbullah kedengkian kaum khawarij terhadap Ali RA. Lalu mereka berunding yang terdiri dari 10 orang pemuka kaum khawarij untuk mencoba menjajagi kecerdikan dan ketangkasan Ali. 

Mereka berkata : “Mari kita tanyakan satu masalah saja kepada Ali, coba bagaimana cara dia menjawabnya. Kalau satu masalah ini dapat dijawab dengan jawaban yang tidak sama, maka benarlah kalau dia benar-benar seorang ’alim yang cerdik sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi SAW. tersebut”. 

Sepuluh orang itu terus menuju ke tempat Ali RA. Satu persatu. Adapun satu masalah yang ditanyakan adalah : “Yaa ‘Aliyyu, Al’ilmu Afdlalu amilmaalu ?”. Artinya : “Wahai Ali, lebih utama mana ilmu dengan harta ?”. 
            
Demikian masalah yang ditanyakan, lalu mulailah bergantian satu persatu menanyakan.

1.      Khawarij    : “Lebih utama mana ilmu dengan harta ?”.
Ali RA.    : “Ilmu lebih utama dari pada harta. Sebab ilmu adalah merupakan pusaka para nabi, sedangkan harta adalah warisan Qarun, Fir’aun dan lainnya”.

2.      Khawarij    : “Lebih utama mana ilmu dengan harta ?”.
Ali RA.   : “Ilmu lebih utama dari pada harta. Sebab ilmu dapat menjaga kamu, sedangkan harta, maka kamulah yang menjaganya”.

3.      Khawarij    : “Lebih utama mana ilmu dengan harta ?”.
Ali RA.    : “Ilmu lebih utama dari pada harta. Sebab orang kaya harta banyak musuhnya, sedangkan orang yang kaya ilmu banyak sahabatnya”.

4.      Khawarij    : “Lebih utama mana ilmu dengan harta ?”.
Ali RA.    : “Ilmu lebih utama dari pada harta. Sebab harta kalau dibelanjakan menjadi berkurang, sedangkan ilmu kalau diberikan malah bertambah”.

5.      Khawarij    : “Lebih utama mana ilmu dengan harta ?”.
Ali RA.      : “Ilmu lebih utama dari pada harta. Sebab orang yang banyak harta dipanggil bakhil, sedangkan orang yang banyak ilmunya disebut agung”.

6.      Khawarij    : “Lebih utama mana ilmu dengan harta ?”.
Ali RA.     : “Ilmu lebih utama dari pada harta. Sebab ilmu tidak perlu penjagaan dari pencuri, sedangkan harta harus dijaga dari pencuri”.

7.      Khawarij    : “Lebih utama mana ilmu dengan harta ?”.
Ali RA.    : “Ilmu lebih utama dari pada harta. Sebab pada hari kiamat orang yang banyak harta pasti akan dihisab, sedangkan orang yang berilmu dapat memberikan syafa’at pada hari kiamat”.

8.      Khawarij    : “Lebih utama mana ilmu dengan harta ?”.
Ali RA.   : “Ilmu lebih utama dari pada harta. Sebab lamanya pengangguran dalam melewatkan waktu harta dapat rusak dan habis, sedangkan ilmu tidak akan rusak dan tidak akan habis”.

9.      Khawarij    : “Lebih utama mana ilmu dengan harta ?”.
Ali RA.      : “Ilmu lebih utama dari pada harta. Sebab harta dapat menjadikan padatnya perasaan, sedangkan ilmu dapat menerangi hati”.

10.  Khawarij    : “Lebih utama mana ilmu dengan harta ?”.

Ali RA.      : “Ilmu lebih utama dari pada harta. Sebab orang yang memiliki harta, maka dengan harta ia sering mengaku sifat ketuhanan, sedangkan orang yang berilmu dapat merealisir ibadah”.

Setelah sepuluh orang Khawarij itu selesai bertanya, lalu Ali RA. Berkata : “Andaikata
mereka bertanya kepadaku dari satu masalah itu, tetap saya jawab dengan
jawaban yang berlainan (berbeda) selama saya masih hidup”.  
Akhirnya mereka menghadap Ali RA. Dan menyerah semuanya.

Sumber : Kitab Usfuriyah

Sabtu, 10 Desember 2011

Al Qur'an sebagai pembela di Hari Kiamat

         Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari Al-Qur'an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al-Qur'an."

Telah bersabda Rasulullah S.A.W : Belajarlah kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya."
Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, " Kenalkah kamu kepadaku?" Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu?"
 Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari."
Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : "Adakah kamu Al-Qur'an?" Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca menghadap Allah S.W.T. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.
Pada kedua ayah dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : "Dari manakah kami memperolehi ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?"
 Lalu dijawab :
" Kamu  diberi  ini  semua  karena  anak  kamu telah  mempelajari Al-Qur'an."

Rabu, 30 November 2011

Kemah Santri

2 regu pramuka santri/santriwati Al-islam berpartisipasi dalam kemah santri pondok pesantren se kota yogyakarta pekan lalu pada Sabtu-ahad, 26-27 November 2011.
Santri putra meraih juara harapan 1, sedang santriwati meraih juara 3 peserta terbaik se kota yogyakarta.

Kegiatan kemah santri 2011 diselenggarakan oleh Kementrian Agama Kota Yogyakarta dalam rangka menyambut tahun baru Muharram 1433 H sekaligus sebagai ajang silaturahim santri. Diikuti oleh perwakilan dari seluruh pondok pesantren yang ada di Kota Yogyakarta.


Kemah Santri 2011 ini merupakan kegiatan kemah santri pertama yang dilaksanakan oleh Kementerian Kota Yogyakarta. Dengan konsep tetap ada nilai – nilai agama pada setiap kegiatannya, dan salah satu tujuaanya adalah untuk memupuk sikap disisplin bagi santri, sebagai sarana pertemuan santri di kota yogyakarta dan meningkatkan rasa persaudaraan diantara santri.

Adapun panitia yang ada dalam kegiatan kemah santri ini merupakan perwakilan dari setiap pondok pesantren dan forum komunikasi pondok pesantren kota yogyakarta beserta dari kementerian kota yogyakarta.



Selasa, 29 November 2011

pospeda 2011 kota yk

Santri Al Islam Yogyakarta ikuti Pospeda Kota Yogyakarta tahun 2011 dengan mendulang prestasi di beberapa cabang lomba al :
juara Kaligrafi, cipta puisi Al Qur'an, Atletik, Pidato, MHQ, dll.
Ayo maju terus tingkatkan prestasi ... Al Islam Yes.

Sabtu, 05 November 2011

Poskestren

Poskestren PP. Al Islam Yogyakarta *)

Poskestren merupakan Pos Pelayanan Kesehatan Pondok Pesantren semacam UKS di sekolah. Pelayanan di Poskestren Al Islam adalah untuk Santri Al Islam., dan warga masyarakat sekitar pesantren. Poskestren Al Islam telah bekerja sama dengan Stikes Al Islam Yogyakarta dan Puskesmas Kecamatan Mantrijeron.
Pondok Pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan keagamaan non formal, sangat efektif  dalam turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa namun juga   memiliki  fungsi yang strategis terhadap terbentuknya SDM yang handal, dituntut untuk memiliki segala hal yang dibutuhkan oleh masyarakat  saat  ini.
Kesehatan adalah salah satu pilar yang berpengaruh terhadap kualitas hidup sumber daya manusia Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka diharapkan  lembaga  pendidikan pondok pesantren memiliki sarana pendukung kesehatan bagi warga Pesantren sebagai sarana penunjang bagi para santri untuk meningkatkan kepedulian serta partisipasi seluruh warga pesantren dalam berperilaku hidup bersih dan sehat sehingga kualitas SDM meningkat.
Dipandang dari segi fisik penyebaran sarana pelayanan kesehatan baik Puskesmas maupun Rumah Sakit serta sarana kesehatan lainnya termasuk sarana penunjang upaya kesehatan telah dapat dikatakan merata ke seluruh pelosok wilayah Indonesia. Namun harus diakui bahwa persebaran fisik tersebut masih belum diikuti sepenuhnya dengan peningkatan mutu pelayanan dan keterjangkauan oleh seluruh lapisan masyarakat. 
Dengan bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Al-Islam Yogyakarta dan Puskesmas Kecamatan Mantrijeron Pondok Pesantren Al-Islam berusaha mewujudkan pelayanan kesehatan bagi warga pesantren dan masyarakat sekitar pesantren dengan mendirikan Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren).
Mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang tersedia, obat, alat kesehatan dan sarana penunjang lainnya, proses pemberian pelayanan dan kompensasi yang diterima serta harapan masyarakat pengguna. Dengan demikian peningkatan kualitas fisik serta faktor-faktor tersebut merupakan prakondisi yang harus dipenuhi. Dengan memberikan peningkatan pelayanan melalui pengguna diselaraskan melalui peningkatan pendidikan umum, penyuluhan kesehatan, komunikasi yang baik antara pemberi pelayanan dan masyarakat pengguna. Tidak terlepas dari tujuan Pembangunan Kesehatan yang telah dicanangkan Sehat untuk semua Tahun 2010, di dalamnya diharapkan keikutsertaan masyarakat dalam membantu meningkatkan kesehatan bagi semua warga. 
Maka menjadi sangat penting, kebutuhansarana kesehatan  yang dapat dijangkau oleh warga pesantren dan masyarakat sekitar pesantren, dengan mutu pelayanan yang memadai dan optimal. Berdasarkan dari studi kelayakan pendirian suatu pos kesehatan yang telah kami lakukan, di Pondok Pesantren Al Islam Gedongkiwo, Mantrijeron, Yogyakarta. Dan hasil wawancara kami, seluruh warga pesantren dan masyarakat sekitar sangat mendukung berdirinya suatu tempat pelayanan kesehatan. 
Selanjutnya pada tahun 2011 ini Pondok pesantren Al-Islam Yogyakarta membuat Poskestren (Pos Kesehatan  Pesantren) untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga pesantren dan masyarakat sekitar. 


Jenis Pelayanan Kesehatan yang dilaksanakan :
  • Dengan tenaga kesehatan (Dokter, Perawat, dan Apoteker dari Stikes Al Islam Yogyakarta dan Puskesmas Mantrijeron)
  • Konseling kesehatan Remaja, konseling berhenti merokok
  • Penyuluhan kesehatan
  • Pemeriksaan umum
  • Laboratorium sederhana
  • Khitan, Dll. 

Mudah-mudahan dengan Poskestren ini, Pondok Pesantren Al-Islam Yogyakarta dapat memberikan manfaat kepada ummat, dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada warga pesantren dan masyarakat sekitar dengan fasilitas kesehatan yang bermutu dan sesuai dengan standar profesi / standar pelayanan kesehatan. 
Dan bahwa “Layanaku Ibadahku”

Fasilitas Poskestren Pondok Pesantren Al-Islam Yogyakarta telah sesuai dengan standar Klinik Kesehatan. *) Nurul Isnaini F, S.Kep. M.Kes.

"MENGABDI UNTUK BERBAKTI"

___________________________

Powered by: Blogger