Selasa, 15 Oktober 2013

Selamat Idul Adha 1434 H (Sebuah Renungan)

Idul Adha – Renungan Dzulhijah 1434 H / 2013 M

Setiap tahun kaum Muslimin menyambut datangnya Hari Idul Adha dengan memperbanyak bacaan takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil. Mereka yang mampu juga menyembelih hewan kurban, disertai dengan merenungi diri masing-masing (mushabahah bin nafsih), sudah sejauh mana kita konsekuen dan konsisten dalam pelaksanaan syariat Islam. Semangat berkurban yang menjadi inti dari Hari Raya Idul Adha – menjadi tolok ukur dan gambaran tentang seberapa besar kesediaan kita untuk mengorbankan apa yang kita miliki demi kecintaan kita kepada Allah. Keteladanan Nabi Ibrahim AS menyembelih Ismail patut kita jadikan bahan renungan. Sepasang ayah dan anak yang saling mencintai rela berpisah dan melepas kecintaannya demi seorang ayah yang sangat mencintai anaknya untuk memenuhi perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim adalah cermin seorang ayah yang sangat mencintai anaknya, Ismail. Lebih-lebih Ismail terlahir setelah berdoa bertahun-tahun tiada henti kepada Allah, maka sejak kecil Ismail dirawat, dipelihara, dan dididik dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, kecintaannya tidak menjadikan sesuatu yang dicintainya sebagai tandingan akan kecintaannya kepada Allah. “Dan, di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintai sebagaimana mereka mencintai Allah,” [QS. Al Baqarah (2): 165].
Firman Allah SWT. Dalam QS. Al Baqarah (2): 165

šÆÏBur Ĩ$¨Z9$# `tB äÏ­Gtƒ `ÏB Èbrߊ «!$# #YŠ#yRr& öNåktXq6Ïtä Éb=ßsx. «!$# ( tûïÉ©9$#ur (#þqãZtB#uä x©r& ${6ãm °! 3 öqs9ur ttƒ tûïÏ%©!$# (#þqãKn=sß øŒÎ) tb÷rttƒ z>#xyèø9$# ¨br& no§qà)ø9$# ¬! $YèÏJy_ ¨br&ur ©!$# ߃Ïx© É>#xyèø9$# ÇÊÏÎÈ  
165. dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[106] mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
[106] Yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah.
Sementara Ismail adalah produk dan tempaan pendidikan yang penuh cahaya Islam dari orang tua. Sehingga, manakala Allah memerintahkan kepada ayahandanya untuk menyembelih dirinya dan melihat sedikit keraguan dalam diri ayahnya, Ibrahim, Ismail berseru sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur’an: “Wahai ayahandaku, kerjakanlah apa yang telah diperintahkan Allah kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapati aku termasuk orang-orang yang sabar,” [QS. Ash Shaffat (37): 102].
Firman Allah SWT. Dalam QS. Ash Shaffat (37): 102

$¬Hs>sù x÷n=t/ çmyètB zÓ÷ë¡¡9$# tA$s% ¢Óo_ç6»tƒ þÎoTÎ) 3ur& Îû ÏQ$uZyJø9$# þÎoTr& y7çtr2øŒr& öÝàR$$sù #sŒ$tB 2ts? 4 tA$s% ÏMt/r'¯»tƒ ö@yèøù$# $tB ãtB÷sè? ( þÎTßÉftFy bÎ) uä!$x© ª!$# z`ÏB tûïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÉËÈ  

102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".
Menyimak hikmah yang terkandung di balik riwayat Nabi Ibrahim dan Ismail, tentunya kurban yang sebagaimana dimaksud tidak hanya sebatas aktivitas rutin memotong hewan ternak, sapi atau domba. Allah berfirman, Dalam QS. Al-Anfaal (8): 24

$pkšr'¯»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qç7ŠÉftGó$# ¬! ÉAqߧ=Ï9ur #sŒÎ) öNä.$tãyŠ $yJÏ9 öNà6ÍŠøtä ( (#þqßJn=ôã$#ur žcr& ©!$# ãAqçts šú÷üt/ ÏäöyJø9$# ¾ÏmÎ7ù=s%ur ÿ¼çm¯Rr&ur ÏmøŠs9Î) šcrçŽ|³øtéB ÇËÍÈ  

24. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu[605], ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya[606] dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
[605] Maksudnya: menyeru kamu berperang untuk meninggikan kalimat Allah yang dapat membinasakan musuh serta menghidupkan Islam dan muslimin. juga berarti menyeru kamu kepada iman, petunjuk Jihad dan segala yang ada hubungannya dengan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

[606] Maksudnya: Allah-lah yang menguasai hati manusia.

0 komentar:

Posting Komentar

"MENGABDI UNTUK BERBAKTI"

___________________________

Powered by: Blogger