Jumat, 09 November 2012
Haji dan Sabar
Sikap
paling menonjol dari seorang haji adalah kesabarannya, penampilannya tenang,
dan tidak meledak-ledak. Ini merupakan salah satu buah yang diperoleh dari
perjalanan spiritualnya. Karenanya, ada yang menjadikan sabar sebagai salah satu
alat ukur, apakah seorang yang berhaji mabrur atau tidak. Mereka yang telah
berketetapan hati melaksanakan haji, berarti telah menjatuhkan pilihan untuk
mengikuti sebuah prosesi yang hamper seluruh aktifitasnya memerlukan kesabaran.
Dari ketika memulai menabung ongkos, mendaftarkan diri, mengurus persyaratan
administrasi, saat berada di embarkasi, sampai pada pemberangkatan ke Tanah
suci.
Acara-acara
ritual seperti tawaf, sa’i, wukuf di Arafah, melempar jumrah di Mina, tak
satupun terlepas dari landasan kesabaran. Sebaliknya, sangat mustahil seseorang
bisa melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut tanpa bersikap sabar.
Selasa, 06 November 2012
Doa Ketika Hujan Telah Turun
اللّهُمَّ اجْعَلهُ صَيِّبَاً هَنِيئاً نافعاً
Ya Allah jadikan hujan yang mensejahterakan dan bermanfaat.
Ya Allah jadikan hujan yang mensejahterakan dan bermanfaat.
.
اللهم حوالينا ولا علينا.ويقولون
Ya Allah turunkan di sekeliling kami bukan adzab bagi kami.
مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ
” Hujan turun dengan karunia dan rahmat Allah."
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين
Senin, 05 November 2012
DO'A ISTISQO
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ, اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ, مَالِكِ يَوْمِ اَلدِّينِ, لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ, اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَللَّهُ, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, أَنْتَ اَلْغَنِيُّ وَنَحْنُ اَلْفُقَرَاءُ, أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ, وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ
اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا, اللَّهُمَّ اسْقِنا غَيْثاً مُغِيثاً هَنِيئاً مَرِيئاً غَدَقاً مُجَلِّلاً سَحّاً عامّاً طَبَقاً دَائِماً؛ اللَّهُمَّ على الظِّرَابِ وَمَنابِتِ الشَّجَرِ، وَبُطُونِ الأوْدِيَةِ؛ اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفّاراً، فأرْسلِ السَّماءَ عَلَيْنا مِدْرَاراً؛ اللَّهُمَّ اسْقِنا الغَيْثَ وَلا تَجْعَلْنا مِنَ القَانِطِينَ. اللهم إنَّ بِالعِبادِ والبِلادِ والبهائم والخلق من اللأواء والجهد والضنك ما لا نشكوه إلا إليك. اللَّهُمَّ أنْبِتْ لَنا الزَّرْعَ، وَأدِرَّ لَنا الضَّرْعَ، وَاسْقِنا مِنْ بَرَكاتِ السَّماءِ، وأنْبِتْ لَنا مِنْ بَرَكاتِ الأرْضِ؛ اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الجَهْدَ وَالجُوعَ والعُرْيَ، واكْشِفْ عَنَّا مِنَ
البَلاءِ ما لا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ
اللهم اسقنا الغيثَ وانصرنا على الأعداء. اللهم أنت أمرتنا بدعائك ووعدتنا إجابتك، وقد
دعوناك كما أمرتنا فأجبنا كما وعدتنا، اللهم امنن علينا بمغفرة ما قارفنا، وإجابتك في سقيانا، وسعة رزقنا.
Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang merajai hari pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah yang melakukan apa yang Ia kehendaki, ya Allah Engkaulah Allah tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Mahakaya dan kami orang-orang fakir, turunkanlah pada kami hujan, dan jadikan apa yang Engkau turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga suatu batas yang lama.
Ya Allah, turunkan bagi kami hujan 3x, Ya Allah, turunkan bagi kami hujan yang menyuburkan, mensejahterakan, bermanfaat, mengalir dari atas kebawah merata, dan terus-menerus kebaikannya bagi negeri dan penghuninya. Ya Allah pada pegunungan, sawah ladang dan danau-danau. Ya Allah kami beristighfar kepada-Mu, sesungguhnya Engkau penerima ampun, turunkan kepada hujan dari langit yang terus menerus memberikan kebaikan. Ya Allah turunkanlah hujan dan jangan jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa. Ya Allah negeri dan penduduknya mengalami kesulitan, kesengsaraan, kesempitan dan kami tidak mengadu kecuali kepada-Mu. Ya Allah tumbukanlah bagi kami tanaman, suburkanlah susu-sus ternak kami, turunkanlah hujan dari keberkahan langit dan tumbuhkanlah tanaman dari keberkahan bumi. Ya Allah angkatlah dari kami kesusahan, kelaparan, dan terbukanya aurat, singkapkan dari kami musibah dan tidak ada yang dapat menyingkapkannya kecuali Engkau
Ya Allah turunkanlah hujan dan tolonglah kami atas musuh. Ya Allah Engkau telah memerintahkan kami untuk berdo’a, dan berjanji untuk mengabulkan. Dan kami telah berdo’a sebagaimana engkau perintahkan, maka kabulkanlah sebagaimana Engkau telah janjikan. Ya Allah berikanlah anugerah ampunan-Mu atas kesalahan kami, dan kabulkan hujan untuk kami dan kelapangan rezeki.
Sabtu, 03 November 2012
Shalat Istisqo
Istisqo secara bahasa adalah meminta turun hujan. Secara istilah yaitu meminta kepada Allah SWT. agar menurunkan hujan dengan cara tertentu ketika dibutuhkan hamba-Nya.
Allah SWT. berfirman:
Hadits Rasulullah saw. :
Hukum shalat Istisqo adalah sunnah muakkadah bagi yang terkena musibah kelangkaan air untuk minum dan kebutuhan lainnya. Dan dianjurkan bagi kaum muslimin lainnya yang masih mendapatkan air, sebagai bentuk ukhuwah dan tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا(10)يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا(11)وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا(12)
Maka aku katakan
kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha
Pengampun-,
Niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
Dan membanyakkan
harta dan anak-anakmu, dan Mengadakan untukmu kebun-kebun dan Mengadakan (pula
di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (QS Nuh 10-12)
Hadits Rasulullah saw. :
َعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( خَرَجَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم مُتَوَاضِعًا, مُتَبَذِّلًا, مُتَخَشِّعًا, مُتَرَسِّلًا, مُتَضَرِّعًا, فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ, كَمَا يُصَلِّي فِي اَلْعِيدِ, لَمْ يَخْطُبْ خُطْبَتَكُمْ هَذِهِ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَأَبُو عَوَانَةَ, وَابْنُ حِبَّانَ
Ibnu Abbas Radhiyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu', tenang, berdoa kepada Allah, lalu beliau sholat dua rakaat seperti pada sholat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti pada sholat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini. Riwayat Imam Lima dan dinilai shahih oleh Tirmidzi, Abu Awanah, dan Ibnu Hibban.
عن أَنَسِ بْنَ مَالِكٍ يَذْكُرُ أَنَّ رَجُلًا دَخَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ مِنْ بَابٍ كَانَ وِجَاهَ الْمِنْبَرِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْمَوَاشِي وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُغِيثُنَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا قَالَ أَنَسُ وَلاَ وَاللَّهِ مَا نَرَى فِي السَّمَاءِ مِنْ سَحَابٍ وَلاَ قَزَعَةً وَلاَ شَيْئًا وَمَا بَيْنَنَا وَبَيْنَ سَلْعٍ مِنْ بَيْتٍ وَلاَ دَارٍ قَالَ فَطَلَعَتْ مِنْ وَرَائِهِ سَحَابَةٌ مِثْلُ التُّرْسِ فَلَمَّا تَوَسَّطَتْ السَّمَاءَ انْتَشَرَتْ ثُمَّ أَمْطَرَتْ قَالَ وَاللَّهِ مَا رَأَيْنَا الشَّمْسَ سِتًّا ثُمَّ دَخَلَ رَجُلٌ مِنْ ذَلِكَ الْبَابِ فِي الْجُمُعَةِ الْمُقْبِلَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَائِمٌ يَخْطُبُ فَاسْتَقْبَلَهُ قَائِمًا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلَكَتْ الْأَمْوَالُ وَانْقَطَعَتْ السُّبُلُ فَادْعُ اللَّهَ يُمْسِكْهَا قَالَ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا ) اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالْآجَامِ وَالظِّرَابِ وَالْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ . ( البخاري
Dari Anas bin Malik ra. Menyebutkan bahwa ada seorang lelaki pada hari Jum’at masuk dari pintu menuju mimbar. Sedang Rasulullah saw. berkhutbah. Dia menemui rasul saw. sambil berdiri dan berkata: wahai Rasulullah saw. telah musnah binatang ternak dan sumber mata air sudah tidak mengalir. Mohonlah pada Allah agar menurunkan air untuk kami. Berkata Anas:Maka Rasulullah saw. mengangkat kedua tangan kelangit dan berdo’a: Ya Allah turunkan bagi kami hujan 3x. Berkata Anas ra. Demi Allah pada saat kami tidak melihat di langit mendung, gumpalan awan atau apapun. Dan sebelumnya diantara rumah kami dan gunung tidak ada penghalang untuk melihatnya”. Berkata Anas ra.” Maka muncullah dibelakangnya mendung seperti lingkaran. Dan ketika sampai di tengah, menyebar dan turunlah hujan. Anas ra. berkata: “Maka kami tidak melihat matahari selama enam hari”. Kemudian muncul lagi lelaki tersebut dari arah pintu yang sama pada Jum’at sesudahnya dan Rasul saw. sedang khutbah. Dia menghadap Rasul saw sambil berdiri dan berkata: “Wahai Rasulullah saw. harta-harta hancur dan sungai-sungai penuh, berdo’alah kepada Allah agar menghentikannya. Maka Rasulullah saw. mengangkat tangan dan berdo’a Ya Allah berilah hujan sekeliling kami bukan adzab bagi kami, jatuh pada tanah, gunung-gunung, pegunungan, bukit-bukit, danau- danau dan tempat tumbuh pepohonan” (HR Bukhari)
Macam- Macam Istisqo
Istisqo memiliki tiga macam, yaitu:
- Istisqo yang paling ringan, yaitu do’a tanpa shalat dan tidak juga setelah sholat di masjid atau selain masjid, sendiri atau jama’ah. Dan sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang shalih.
- Istisqo pertengahan, yaitu do’a setelah sholat Jum’at atau sholat lainnya, ketika khutbah Jum’at atau khutbah yang lain.
- Istisqo yang paling utama adalah Istisqo dengan di dahului sholat dua rakaat dan dua khutbah. Dilakukan oleh muslim, baik musafir atau muqim, penduduk kampung atau kota.
Waktu Istisqo
Jika hanya do’a, maka dapat dilakukan kapan saja, dan lebih baik jika dilakukan saat khutbah Jum’at. Jika do’a dan shalat maka dapat dilakukan kapan saja, tetapi jangan dilakukan pada waktu yang dimakruhkan shalat. Waktu yang utama adalah pada waktu Dhuha sampai Dhuhur sebagaimana sholat Id.
Tempat Shalat Istisqo
Sholat Istisqo dapat dilakukan di masjid atau di luar masjid
Adab sebelum sholat Istisqo
- Memperbanyak istighfar dan taubat dihari-hari sebelumnya
- Menghindari perbuatan zhalim dan mengembalikan hak-hak orang yang terzhalimi
- Didahului dengan perpuasa tiga hari
- Hari pelaksanaan dianjurkan puasa.
- Memperbanyak sedekah.
- Sebelum pelaksanaan, disunnahkan melakukan thaharah seperti, mandi, bersiwak, menjauhkan perhiasan dan wangi-wangian, memakai baju yang sederhana.
- Berangkat ke tempat dalam keadaan tawadhu, khusyu’, berharap pada Allah.
Tata Cara Pelaksanaan Shalat Istisqo
- Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat ‘Ied, rakaat pertama takbir tujuh kali dan kedua lima kali. Ibnu Abbas berkata:” lakukan pada Istisqo seperti pada waktu ‘Ied”.
- Rakaat pertama disunnahkan membaca surat Al-A’la dan rakaat kedua surat Al-Ghasiyah
- Setelah shalat, diteruskan dengan khutbah dua kali.
- Berdo’a menghadap kiblat dan mengangkat dua tangan.
- Dianjurkan do’a Istisqo dibacakan oleh Ahli Bait dan orang shalih
- Bertawasul dengan amal shalih
- Khusus untuk kaum lelaki disunnahkan memindahkan dan membalikkan selendang atau sorbannya.
- Dianjurkan imam keluar bersama masyarakat.
- Dianjurkan membawa binatang ternak.
Do’a Istisqo :
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ, اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ, مَالِكِ يَوْمِ اَلدِّينِ, لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ, اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَللَّهُ, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, أَنْتَ اَلْغَنِيُّ وَنَحْنُ اَلْفُقَرَاءُ, أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ, وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ
اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا اللَّهُمَّ اسْقِنَا, اللَّهُمَّ اسْقِنا غَيْثاً مُغِيثاً هَنِيئاً مَرِيئاً غَدَقاً مُجَلِّلاً سَحّاً عامّاً طَبَقاً دَائِماً؛ اللَّهُمَّ على الظِّرَابِ وَمَنابِتِ الشَّجَرِ، وَبُطُونِ الأوْدِيَةِ؛ اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَغْفِرُكَ إِنَّكَ كُنْتَ غَفّاراً، فأرْسلِ السَّماءَ عَلَيْنا مِدْرَاراً؛ اللَّهُمَّ اسْقِنا الغَيْثَ وَلا تَجْعَلْنا مِنَ القَانِطِينَ. اللهم إنَّ بِالعِبادِ والبِلادِ والبهائم والخلق من اللأواء والجهد والضنك ما لا نشكوه إلا إليك. اللَّهُمَّ أنْبِتْ لَنا الزَّرْعَ، وَأدِرَّ لَنا الضَّرْعَ، وَاسْقِنا مِنْ بَرَكاتِ السَّماءِ، وأنْبِتْ لَنا مِنْ بَرَكاتِ الأرْضِ؛ اللَّهُمَّ ارْفَعْ عَنَّا الجَهْدَ وَالجُوعَ والعُرْيَ، واكْشِفْ عَنَّا مِنَ البَلاءِ ما لا يَكْشِفُهُ غَيْرُكَ
اللهم اسقنا الغيثَ وانصرنا على الأعداء. اللهم أنت أمرتنا بدعائك ووعدتنا إجابتك، وقد دعوناك كما أمرتنا فأجبنا كما وعدتنا، اللهم امنن علينا بمغفرة ما قارفنا، وإجابتك في سقيانا، وسعة رزقنا.
Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang merajai hari pembalasan, tidak ada Tuhan selain Allah yang melakukan apa yang Ia kehendaki, ya Allah Engkaulah Allah tidak ada Tuhan selain Engkau, Engkau Mahakaya dan kami orang-orang fakir, turunkanlah pada kami hujan, dan jadikan apa yang Engkau turunkan sebagai kekuatan dan bekal hingga suatu batas yang lama.
Ya Allah, turunkan bagi kami hujan 3x, Ya Allah, turunkan bagi kami hujan yang menyuburkan, mensejahterakan, bermanfaat, mengalir dari atas kebawah merata, dan terus-menerus kebaikannya bagi negeri dan penghuninya. Ya Allah pada pegunungan, sawah ladang dan danau-danau. Ya Allah kami beristighfar kepada-Mu, sesungguhnya Engkau penerima ampun, turunkan kepada hujan dari langit yang terus menerus memberikan kebaikan. Ya Allah turunkanlah hujan dan jangan jadikan kami termasuk orang-orang yang putus asa. Ya Allah negeri dan penduduknya mengalami kesulitan, kesengsaraan, kesempitan dan kami tidak mengadu kecuali kepada-Mu. Ya Allah tumbukanlah bagi kami tanaman, suburkanlah susu-sus ternak kami, turunkanlah hujan dari keberkahan langit dan tumbuhkanlah tanaman dari keberkahan bumi. Ya Allah angkatlah dari kami kesusahan, kelaparan, dan terbukanya aurat, singkapkan dari kami musibah dan tidak ada yang dapat menyingkapkannya kecuali Engkau
Ya Allah turunkanlah hujan dan tolonglah kami atas musuh. Ya Allah Engkau telah memerintahkan kami untuk berdo’a, dan berjanji untuk mengabulkan. Dan kami telah berdo’a sebagaimana engkau perintahkan, maka kabulkanlah sebagaimana Engkau telah janjikan. Ya Allah berikanlah anugerah ampunan-Mu atas kesalahan kami, dan kabulkan hujan untuk kami dan kelapangan rezeki.
Doa Ketika Hujan Telah Turun
اللّهُمَّ اجْعَلهُ صَيِّبَاً هَنِيئاً نافعاً. اللهم حوالينا ولا علينا.ويقولون: مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ
Ya Allah jadikan hujan yang mensejahterakan dan bermanfaat. Ya Allah turunkan di sekeliling kami bukan adzab bagi kami. Dan jama’ah mengucapkan :” Hujan turun dengan karunia dan rahmat Allah.
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين
Jumat, 02 November 2012
Mengangkat Tangan Ketika Berdo'a
Hadits-hadits yang menunjukkan bahwa Nabi SAW
mengangkat tangan ketika berdo’a, antara lain :
1- حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ
حَدَّثَنَا طَلْحَةُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ
سَالِمٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِي اللهُ عَنْهُمَا أَنَّهُ كَانَ يَرْمِي
الْجَمْرَةَ الدُّنْيَا بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ يُكَبِّرُ عَلَى أَثَرِ كُلِّ حَصَاةٍ
ثُمَّ يَتَقَدَّمُ حَتَّى يُسْهِلَ فَيَقُومُ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ فَيَقُومُ
طَوِيْلاً وَيَدْعُو وَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ ثُمَّ يَرْمِي الْوُسْطَى ثُمَّ
يَأْخُذُ ذَاتَ الشِّمَالِ فَيَسْتَهِلُ وَيَقُومُ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ
فَيَقُومُ طَوِيلاً وَيَدْعُو وَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ وَيَقُومُ طَوِيلاً
ثُمَّ يَرْمِي جَمْرَةَ ذَاتِ الْعَقَبَةِ مِنْ بَطْنِ الْوَادِي وَلاَ يَقِفُ
عِنْدَهَا ثُمَّ يَنْصَرِفُ فَيَقُولُ هَكَذَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ (رواه البخاري، كتاب الحج، ج:1، ص:198)
1.
“Diceritakan kepada kami oleh ‘Utsman bin Syaibah, diceritakan kepada kami oleh
Thalhah bin Yahya, diceritakan kepada kami oleh Yunus, dari az-Zuhriy, dari
Salim, dari Ibni ‘Umar ra, bahwa dia (Ibni ‘Umar) melempar jamrah yang dekat
(pertama) dengan tujuh kerikil sambil bertakbir pada akhir setiap lemparan
kerikil, lalu maju hingga pada tempat yang rata dan berdiri menghadap qiblat
dengan berdiri lama dan berdo’a dengan mengangkat kedua tangannya. Lalu
melempar jamrah wustha (kedua), lalu mengambil arah sebelah kiri dan
menginjak tanah yang datar dan berdiri menghadap qiblat dengan lama berdiri,
dan berdo’a dengan mengangkat kedua tangannya dan berdiri lama, lalu
melempar jamrah ‘aqabah (ketiga) dari arah lembah dan tidak berhenti di
situ, kemudian meninggalkan tempat itu dan berkata: ‘Demikianlah saya melihat
Nabi saw mengerjakannya’.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhariy, Kitab al-Hajj, bab
mengangkat kedua tangan, I:198).
2- حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللهِ
قَالَ حَدَّثَنِي أَخِي عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ يُونُسَ بْنَ يَزِيدَ عَنِ ابْنِ
شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللهِ أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ رَضِي
اللهُ عَنْهُمَا كَانَ يَرْمِي الْجَمْرَةَ الدُّنْيَا بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ ثُمَّ
يُكَبِّرُ عَلَى أَثَرِ كُلِّ حَصَاةٍ ثُمَّ يَتَقَدَّمُ فَيُسْهِلُ فَيَقُومُ
مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ قِيَامًا طَوِيلاً فَيَدْعُو وَ يَرْفَعُ يَدَيْهِ
ثُمَّ يَرْمِي الْجَمْرَةَ الْوُسْطَى كَذَلِكَ فَيَأْخُذُ ذَاتَ الشِّمَالِ
فَيُسْهِلُ وَيَقُومُ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ قِيَامًا طَوِيلاً فَيَدْعُو وَ يَرْفَعُ
يَدَيْهِ ثُمَّ يَرْمِي الْجَمْرَةَ ذَاتَ الْعَقَبَةِ مِنْ بَطْنِ الْوَادِي
وَلاَ يَقِفُ عِنْدَهَا وَيَقُولُ هَكَذَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُ (رواه البخاري، كتاب الحج، ج:1، ص:198)
2. “Diceritakan kepada kami
oleh Isma’il bin ‘Abdillah, ia berkata: diceritakan kepadaku oleh saudaraku,
dari Sulaiman, dari Yunus bin Yazid, dari Ibnu Syibah, dari Salim bin
‘Abdillah; bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar ra, melempar jamrah yang dekat (pertama)
dengan tujuh kerikil sambil bertakbir pada akhir setiap lemparan kerikil, lalu
maju di tempat yang datar dan berdiri lama dengan menghadap ke qiblat, lalu
berdo’a dengan mengangkat kedua tangannya, lalu melempar jamrah wustha
(tengah) sebagaimana (melempar jamrah pertama), lalu mengambil arah kiri di
tempat yang datar dan berdiri lama dengan menghadap qiblat, lalu berdo’a dengan
mengangkat kedua tangannya, lalu melempar jamrah ‘aqabah (yang
terakhir) dari arah lembah dan tidak berhenti, dan berkatalah ‘Abdullah Ibnu
‘Umar: ‘Demikianlah saya melihat Rasulullah mengerjakannya’.” (Diriwayatkan
oleh Al-Bukhariy, Kitab al-Hajj, bab mengangkat kedua tangan, I:198).
3- حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ
أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنِ الزُّهْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَمَى الْجَمْرَةَ الَّتِي تَلِي مَسْجِدَ مِنَى يَرْمِيهَا
بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ يُكَبِّرُ كُلَّمَا رَمَى بِحَصَاةٍ ثُمَّ تَقَدَّمَ
أَمَامَهَا فَوَقَفَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ رَافِعًا يَدَيْهِ يَدْعُو
وَكَانَ يُطِيلُ الْوُقُوفَ ثُمَّ يَأْتِي الْجَمْرَةَ الثَّانِيَةَ فَيَرْمِيهَا
بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ يُكَبِّرُ كُلَّمَا رَمَى بِحَصَاةٍ ثُمَّ يَنْحَدِرُ ذَاتَ
الْيَسَارِ مِمَّا يَلِي الْوَادِيَ فَيَقِفُ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ رَافِعًا
يَدَيْهِ يَدْعُو ثُمَّ يَأْتِي الْجَمْرَةَ الَّتِي عِنْدَ الْعَقَبَةِ
فَيَرْمِيهَا بِسَبْعِ حَصَيَاتٍ يُكَبِّرُ عِنْدَ كُلِّ حَصَاةٍ ثُمَّ يَنْصَرِفُ
وَلاَ يَقِفُ عِنْدَهَا قَالَ الزُّهْرِيُّ سَمِعْتُ سَالِمَ بْنَ عَبْدِ اللهِ
يُحَدِّثُ مِثْلَ هَذَا عَنْ أَبِيهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يَفْعَلُهُ (رواه البخاري، كتاب الحج، ج:1، ص:198)
3. “Diceritakan kepada kami oleh ‘Utsman
bin ‘Umar, diceritakan kepada kami oleh Yunus, dari az-Zuhriy, bahwa Rasulullah
saw, apabila melempar jamrah yang berada di dekat Masjid Mina, beliau
melemparnya dengan tujuh kerikil sambil bertakbir setiap melemparkan satu
kerikil, lalu maju ke depan dan berdiri sambil menghadap qiblat dan berdo’a dengan
mengangkat kedua tangannya, dan beliau berhenti lama, lalu mendatangi
jamrah kedua dan melemparnya dengan tujuh kerikil sambil bertakbir setiap
melemparkan satu kerikil, lalu turun ke arah kiri, di sebelah lembah, dan
berdiri menghadap qiblat serta berdo’a dengan mengangkat kedua tangannya,
lalu mendatangi jamrah ‘aqabah, lalu melemparnya dengan tujuh kerikil
sambil bertakbir setiap melemparkan satu kerikil, lalu pergi dan tidak berhenti
di situ. Az-Zuhriy berkata: ‘Saya mendengar Salim bin ‘Abdillah menceritakan
hadits seperti ini dari ayahnya, dari Nabi saw, dan Ibnu ‘Umar melakukan
(sebagaimana dilakukan Nabi saw)’.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhariy, Kitab al-Hajj,
bab mengangkat kedua tangan, I:198).
4- حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا
حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ عَنْ أَنَسٍ وَعَنْ يُونُسَ عَنْ
ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ بَيْنَمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ إِذْ قَامَ رَجُلٌ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ هَلَكَ
الْكُرَاعُ وَهَلَكَ الشَّاءُ فَادْعُ اللهَ أَنْ يَسْقِيَنَا فَمَدَّ يَدَيْهِ
وَدَعَا (رواه
البخاري، كتاب الجمعة، باب رفع اليدين، ج:1، ص:109)
4. “Diceritakan kepada kami oleh Musaddad,
ia berkata: diceritakan kepada kami oleh Hammad bin Zaid, dari ‘Abdil-‘Aziz,
dari Anas, dari Yunus, dari Tsabit, dari Anas, dia berkata: Ketika Nabi saw
berkhutbah pada hari Jum’at, berdirilah seseorang dan berkata: ‘Hai Rasulullah,
lembu-lembu dan kambing-kambing telah mati, dan telah mati pula biri-biri, maka
berdo’alah kepada Allah agar Dia memberikan minum kepada kita!’ Kemudian beliau
mengulurkan kedua tangannya dan berdo’a.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhariy, Kitab
al-Jumu’ah, bab raf’u- yadain, I:109).
5- حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ
قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ، قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو عَمْرٍو قَالَ
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ قَالَ أَصَابَتِ النَّاسَ سَنَةٌ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَيْنَمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَخْطُبُ فِي يَوْمِ اْلجُمُعَةِ فَقَامَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ
هَلَكَ الْمَالُ وَجَاعَ الْعِيَالُ فَادْعُ اللهَ لَنَا! فَرَفَعَ يَدَيْهِ
وَمَا نَرَى فِي السَّمَاءِ قَزَعَةً فَوَ الَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا وَضَعَهَا
حَتَّى ثَارَ السَّحَابُ أَمْثَالَ الْجِبَالِ ثُمَّ لَمْ يَنْزِلْ عَنْ
مِنْبَرِهِ حَتَّى رَأَيْتُ الْمَطَرَ يَتَحَادَرُ عَلَى لِحْيَتِهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَطَرَنَا يَوْمَنَا ذَلِكَ وَمِنَ الْغُدُوِّ وَبَعْدَ
الْغُدُوِّ وَالَّذِي يَلِيهِ حَتَّى الْجُمُعَةِ اْلأُخْرَى وَقَامَ ذَلِكَ
اْلأَعْرَابِيُّ أَوْ قَالَ غَيْرُهُ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ تَهْدِمُ
الْبِنَاءُ وَغَرَقَ الْمَالُ فَادْعُ اللهَ لَنَا فَرَفَعَ يَدَيْهِ
فَقَالَ اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلاَ عَلَيْنَا فَمَا يُشِيرُ بِيَدِهِ إِلَى
نَاحِيَةٍ مِنَ السَّحَابِ إِلاَّ انْفَرَجَتْ وَصَارَتِ الْمَدِينَةُ مِثْلَ
الْجَوْبَةِ وَسَالَ الْوَادِي قَنَاةً شَهْرًا وَلَمْ يَجِئْ أَحَدٌ مِنْ
نَاحِيَةٍ إِلاَّ حَدَّثَ بِالْجُوْدِ (رواه
البخاري، كتاب الجمعة، باب رفع اليدين، ج:1، ص:109)
5. “Diceritakan kepada kami oleh Ibrahim
ibnul-Munzir, ia berkata: diceritakan kepada kami oleh Abul-Walid, ia berkata:
diceritakan kepada kami oleh Abu ‘Umar, dan ia berkata: diceritakan kepadaku
oleh Ishaq bin ‘Abdillah bin Abi Thalhah, dari Anas bin Malik, ia berkata:
Telah menimpa kepada manusia suatu musibah (kemarau) selama satu tahun pada
masa Nabi saw; Maka ketika beliau berkhutbah pada hari Jum’ah berdirilah
seorang Arab Badwi lalu berkata: ‘Hai Rasulullah, harta telah habis, dan
keluarga kehausan, maka berdo’alah kepada Allah bagi kita! Kemudian beliau mengangkat
kedua tangannya, dan kami tidak melihat sekelompok awan di langit, demi
Allah yang jiwaku berada di tangannya, beliau tidak meletakkan kedua tangannya
hingga awan menjadi tersebar di atas gunung-gunung, beliau pun tidak turun dari
mimbarnya hingga kami melihat hujan menetes di jenggot beliau, maka hujan pun
turun kepada kita sehari penuh, dari pagi hingga paginya lagi, dan seterusnya
hingga pada hari Jum’at berikutnya.’ Dan berdirilah orang Badwi tadi, atau
orang lainnya dan berkata: ‘Hai Rasulullah, bangunan banyak yang rusak, dan
harta banyak yang tenggelam, maka berdo’alah kepada Allah bagi kita!’ Kemudian
beliau mengangkat tangannya dan bersabda: ‘Ya Allah (turunkanlah rahmat)
kepada sekitar kami dan (janganlah menurunkan musibah) di sekitar kami’. Dan
tidaklah beliau memberikan isyarat dengan tangannya, melainkan hilanglah
kesedihan, dan menjadilah Madinah bagaikan ada suatu lobang dan mengalirlah
lembah itu bagaikan kanal selama satu bulan, dan setiap datang seseorang
dari suatu pelosok, ia bercerita tentang kemakmuran.” (Diriwayatkan oleh
al-Bukhariy, kitab Jumu’ah, bab mengangkat kedua tangan, I:109).
6- حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلاَءِ
حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ بَرِيْدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ
عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ دَعَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِمَاءٍ فَتَوَضَّأَ بِهِ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِعُبَيْدٍ أَبِي عَامِرٍ وَرَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ
اجْعَلْهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَوْقَ كَثِيرٍ مِنْ خَلْقِكَ مِنَ النَّاسِ (أخرجه البخاري، كتاب
الدعوات، باب رفع اليدين، ج:4، ص:72)
6. “Disampaikan kepada kami suatu hadits oleh
Muhammad ibnul-A’la, disampaikan kepada kami suatu hadits oleh Abu Usamah, dari
Barid bin ‘Abdillah, dari Abi Burdah, dari Abi Musa, ia berkata: ‘Nabi saw
meminta air untuk wudlu, lalu mengangkat kedua tangannya, lalu berdo’a: Ya
Allah, ampunilah ‘Ubaid Abi ‘Amir, dan saya melihat putihnya kedua
ketiaknya, lalu berdo’a lagi: Ya Allah, jadikanlah ia pada hari qiyamah di
atas kebanyakan manusia dari makhluk-Mu’.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhariy,
kitab ad-Da’awat, bab Do’a sesudah wudlu, IV:72).
7- حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِي بُكَيْرٍ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ
قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْفَعُ
يَدَيْهِ فِي الدُّعَاءِ حَتَّى يُرَى بَيَاضُ إِبْطَيْهِ (رواه مسلم، كتاب صلاة
الاستسقاء، نمرة: 5/895)
7. “Diceritakan kepada kami oleh Abu Bakr
bin Abi Syaibah, diceritakan kepada kami oleh Yahya bin Abi Bukair, dari
Syu’bah, dari Tsabit, dari Anas, ia berkata: ‘Saya melihat Rasulullah saw mengangkat
kedua tangannya ketika berdo’a, sehingga kelihatan putihnya kedua
ketiaknya’.” (Diriwayatkan oleh Muslim, kitab Shalat al-Istisqa’, bab
mengangkat tangan, No. 5/895).
8- أَخْبَرَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ
عَنْ هُشَيْمٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءٍ قَالَ قَالَ
أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِعَرَفَاتٍ فَرَفَعَ يَدَيْهِ يَدْعُو فَمَالَتْ بِهِ نَاقَتُهُ فَسَقَطَ
خِطَامُهَا فَتَنَاوَلَ الْخِطَامَ بِإِحْدَى يَدَيْهِ وَهُوَ رَافِعٌ يَدَهُ
اْلأُخْرَى (رواه النسائ، كتاب مناسك
الحج، ج: 5: 254)
8. “Dikhabarkan kepada kami oleh Ya’qub bin
Ibrahim, dari Husyaim, ia berkata: diceritakan kepada kami oleh ‘Abdul Malik,
dari ‘Atha, ia berkata: Berkatalah Usamah bin Zaid: ‘Saya membonceng Nabi saw
di Arafah, maka beliau mengangkat kedua tangannya sambil berdo’a, lalu
untanya condong, dan jatuhlah tali kekangnya, lalu beliau mengambil tali kekang
tersebut dengan salah satu tangannya, dan beliau tetap mengangkat tangan
lainnya’.” (Diriwayatkan oleh an-Nasa’iy, kitab Manasik al-Hajji, bab Raf’ul-yadain,
V:254).
9- عَنْ سَلْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنَّ رَبَّكُمْ حَيٌّ
كَرِيْمٌ يَسْتَحْيِ مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ
يَرُدَّهُمَا صِفْرًا (أخرجه الأربعة إلا النسائ، و صححه الحاكم)
9. “Dari Salman ra, ia berkata: Rasulullah
saw bersabda: ‘Sesungguhnya Tuhanmu adalah Maha Hidup lagi Maha Dermawan, Dia
malu kepada hamba-Nya apabila ia berdo’a dengan mengangkat kedua tangannya,
menolaknya dengan hampa’.” (Ditakhrijkan oleh al-Arba’ah, kecuali
an-Nasa’iy, dan menurut al-Hakim hadits tersebut adalah shahih; as-Shan’aniy,
1961, IV:219).
10- وَ عَنْ عُمَرَ رَضِي اللهُ عَنْهُ قَالَ
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا مَدَّ يَدَيْهِ فِي
الدُّعَاءِ لَمْ يَرُدَّهُمَا حَتَّى يَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ (أخرجه الترمذى و له
شواهد منها عند أبى داود من حديث ابن عباس و غيره و مجموعها يقضي بأنه حديث حسن)
10. “Dari ‘Umar ra, ia berkata: ‘Apabila
Rasulullah saw menjulurkan kedua tangannya ketika berdo’a, beliau tidak
menariknya, hingga mengusap wajahnya dengan kedua tangannya’.” (Ditakhrijkan
oleh at-Tirmuziy, hadits tersebut mempunyai beberapa syahid (pendukung)
antara lain ialah: Abu Dawud dari Ibni ‘Abbas dan lain-lainnya, dan menurutnya
hadits tersebut adalah hasan, As-Shan’aniy, 1961).
11- قَالَ أَبُو مُوسَى اْلأَشْعَرِيُّ دَعَا
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ
وَرَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ وَقَالَ ابْنُ عُمَرَ رَفَعَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَيْهِ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَبْرَأُ إِلَيْكَ
مِمَّا صَنَعَ خَالِدٌ قَالَ أَبو عَبْدِ اللهِ وَقَالَ اْلأُوَيْسِيُّ حَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ وَ شُرَيْكٍ سَمِعَا أَنَسًا
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى
رَأَيْتُ بَيَاضَ إِبْطَيْهِ (رواه
البخاري، كتاب الدعوات، ج:4، ص:68)
11. “Berkatalah Abu Musa al-Asy’ariy:
‘Berdo’alah Nabi saw dengan mengangkat kedua tangannya, dan saya melihat
putihnya kedua ketiaknya’. Dan Ibnu ‘Umar berkata: ‘Nabi saw mengangkat
kedua tangannya (dan berdo’a): Ya Allah, sungguh saya mohon kepada-Mu
terbebas dari apa yang dilakukan oleh Khalid. Berkatalah Abu ‘Abdillah;
‘berkatalah al-Uwaisiy: diceritakan kepadaku oleh Muhammad bin Ja’far, dari
Yahya bin Sa’id dan Syuraik, keduanya mendengar Anas, dari Nabi saw (bahwa
beliau) mengangkat kedua tangannya (ketika berdo’a) hingga aku melihat
putihnya kedua ketiaknya.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhariy, kitab ad-Da’awat,
IV:68).
Sebenarnya masih banyak hadits-hadits tentang
mengangkat tangan ketika berdo’a, tetapi hadits-hadits tersebut
sudah cukup untuk dijadikan sebagai dalil.
Langganan:
Postingan (Atom)
___________________________
Powered by: Blogger