Rabu, 13 November 2013

“Jangan sampai kita kalah 3 kali”

Puasa Sunnah "Asyura Tanggal 9 dan 10 Muharram (Puasa Tasu'a dan Asyura)
 
Alangkah indah dan mulia jika segala amal dilaksanakan dengan niat semata karena Allah, dan segala perbuatan amal tergantung pada niatnya. Maka bagus kalau kita telah berniat untuk melaksanakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan, yaitu puasa di bulan Muharram (Puasa Tasu'a dan 'Asyura) dimana puasa 'Asyura pada tahun ini bertepatan dengan hari Kamis, yang mungkin ada sebagian kaum muslimin telah mendawamkan puasa sunnah Senin dan Kamis. Sehingga mendapatkan keutamaan pahala puasa sunnah hari Kamis dan puasa 'Asyura. Demikian pula bagi perempuan muslim untuk berniat lebih awal untuk puasa Tasu'a dan Asyura dari berjaga bila kemudian hari terkena udzur karena datangnya tamu rutin setiap bulan.

Pada Rabu dan Kamis, tanggal 13 dan 14 November 2013 bertepatan dengan tanggal 9 (Tasu'a) dan 10 ('Asyura) Muharram 1435 H Disunahkan untuk berpuasa. Puasa yang paling utama setelah puasa bulan Ramadhan adalah puasa pada tanggal 10 bulan Muharram (puasa Asyura).

Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram atau bulan yang dimuliakan Allah. Empat bulan tersebut adalah, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Allah SWT berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

"Sesungguhnya jumlah bulan di kitabullah (Al Quran) itu ada dua belas bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, empat di antaranya adalah bulan-bulan haram" (QS. At Taubah: 36)

Imam Muslim serta yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ. وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيْضَةَ، صَلاَةُ اللَّيْلِ

“Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah (puasa) di bulan Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam”.

Dan puasa ‘Asyura menggugurkan dosa-dosa setahun yang lalu. Imam Abu Daud meriwayatkan di dalam Sunan-nya dari Abu Qatadah Radhiallahu’anhu

وَصَوْمُ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ إنِّي أَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَنَة َالتِيْ قَبْلَهُ

“Dan puasa di hari ‘Asyura, sungguh saya mengharap kepada Allah bisa menggugurkan dosa setahun yang lalu”.

Orang-orang musyrik Quraisy Jahiliyah pada masa pra Islam dan bangsa Yahudi sangat memuliakan hari ini. Masyarakat Jahiliyah sebelumnya juga telah melaksanakan puasa 'Asyura. Bagaimana dengan kita ? 
Mereka menganggap hari tersebut adalah hari yang agung sehingga mereka melakukan penggantian kain Ka'bah (Kiswah) pada hari tersebut. Rasulullah SAW juga telah melaksanakan puasa Asyura sejak sebelum diangkat menjadi Nabi sampai saat beliau hijrah ke Madinah. Hal ini mengindikasikan, puasa 'Asyura diwarisi olek kaum Quraisy dari ajaran nabi Ibrahim AS. dan Ismail AS.

Bulan Muharram memiliki keutamaan, sehingga bulan ini disebut bulan Allah (syahrullah). Beribadah pada bulan haram pahalanya dilipatgandakan dan bermaksiat di bulan ini dosanya dilipatgandakan pula. Pada bulan ini tepatnya pada tanggal 10 Muharram Allah menyelamatkan nabi Musa as dan Bani Israil dari kejaran Firaun. Mereka memuliakannya dengan berpuasa. Kemudian Rasulullah saw. menetapkan puasa pada tanggal 10 Muharram sebagai kesyukuran atas pertolongan Allah. 
 Puasa 10 Muharram tadinya hukumnya wajib, kemudian berubah menjadi sunnah setelah turun kewajiban puasa Ramadlan. Rasulullah saw. bersabda: 

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا يَعْنِي عَاشُورَاءَ فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ وَهُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

Dari Ibnu Abbas ra, bahwa nabi saw. ketika datang ke Madinah, mendapatkan orang Yahudi berpuasa satu hari, yaitu ‘Asyuraa (10 Muharram). Mereka berkata, “ Ini adalah hari yang agung yaitu hari Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan keluarga Firaun. Maka Nabi Musa as berpuasa sebagai bukti syukur kepada Allah. Rasul saw. berkata, “Saya lebih berhak mengikuti  Musa as. dari mereka.” Maka beliau berpuasa dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa” (HR Bukhari).

Dan dari Aisyah radiyallahu ‘anha, ia mengisahkan,

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِصِيَامِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانَ كَانَ مَنْ شَاءَ صَامَ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ

“Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam memerintahkan untuk puasa di hari ‘Asyura. Dan ketika puasa Ramadhan diwajibkan, barangsiapa yang ingin (berpuasa di hari ‘Asyura) ia boleh berpuasa dan barangsiapa yang ingin (tidak berpuasa) ia boleh berbuka”. [HR Al Bukhari No 1897]

Dari Salamah bin Al-Akwa' RA berkata : Nabi SAW memerintahkan seseorang dari suku Aslam : "Umumkanlah kepada masyarakat bahwa barangsiapa tadi pagi telah makan, maka hendaklah ia berpuasa pada sisa harinya. Dan barangsiapa belum makan tadi pagi, maka hendaklah ia berpuasa. Karena hari ini adalah hari 'Asyura." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari Rubayyi' binti Mu'awwidz RA berkata: "Rasulullah SAW mengirimkan seorang pemberi pengumuman pada hari 'Asyura ke kampung-kampung Anshar, untuk mengumumkan "Barangsiapa tadi pagi telah makan, hendaklah ia menyempurnakannya sampa akhir hari ini (berpuasa) dan barangsiapa telah berpuasa sejak tadi pagi, maka hendaklah ia berpuasa." Seja saat itu kami selalu berpuasa 'Asyura dan kami jadikan anak-anak kecil kami berpuasa 'Asyura. Kami membuatkan mainan boneka untuk mereka dari bulu domba. Jika salah seorang di antara mereka menangis karena lapar, maka kami berikan keoadanya mainan itu, begitulah sampai datangnya waktu berbuka." (HR. Bukhari dan Muslim).

Sejarah Puasa Tasu'a

Jumhur ulama dari kalangan salaf dan khalaf berpendapat bahwa hari ‘Asyura adalah hari ke-10 di bulan Muharram. sedangkan tanggal sembilan Muharram disebut Tasu'a.

Dari Abdillah bin Abbas Ra berkata : "Ketika Rasulullah SAW. melakukan puasa 'Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa 'Asyura, maka para sahabat berkata: "Wahai Rasulullah, ia adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani." Maka beliau bersabda, Jika begitu, pada tahun mendatang kita juga akan berpuasa pada hari kesembilan, Insya Allah." Ternyata tahun berikutnya belum datang, Rasulullah SAW telah wafat." (HR. Muslim No. 1134).

Pada hari inilah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam semasa hidupnya melaksanakan puasa ‘Asyura. Dan kurang lebih setahun sebelum wafatnya, beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda,

لَئِنْ بَقِيْتُ إِلَى قَابِلٍ َلأَصُوْمَنَّ التَاسِعَ

“Jikalau masih ada umurku tahun depan, aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)”
                                               
Para ulama berpendapat perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam , “…aku akan berpuasa tanggal sembilan (Muharram)”, mengandung kemungkinan beliau ingin memindahkan puasa tanggal 10 ke tanggal 9 Muharram dan beliau ingin menggabungkan keduanya dalam pelaksanaan puasa ‘Asyura. Tapi ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam ternyata wafat sebelum itu maka yang paling selamat adalah puasa pada kedua hari tersebut sekaligus, tanggal 9 dan 10 Muharram.

Imam Asy-Syaukani dan Al Hafidz Ibnu Hajar mengatakan puasa ‘Asyura ada tiga tingkatan. Yang pertama puasa di hari ke 10 saja, tingkatan kedua puasa di hari ke 9 dan ke 10 dan tingkatan ketiga puasa di hari 9,10 dan 11.

-----------------------------------------------------------------------------------

“Jangan sampai kita kalah 3 kali”

Puasa Asyura telah dilakukan oleh orang-orang Quraisy jaman Jahiliyah, sehingga orang-orang jahiliyahpun melaksanakan puasa pada tanggal 10 Muharram. Kenapa kita tidak ? Demikian juga dengan bangsa Yahudi di Madinah juga berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Kenapa kita tidak ? semua dari anak-anak sampai yang dewasa disunahkan melakukan puasa pada 10 Muharram. Kenapa kita tidak ?

-----------------------------------------------------------------------------------
  

Puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu


Rasulullah saw.  menjelaskan bahwa puasa pada hari 'Asyura  menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah berlalu.

عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَن صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ



Dari Abu Qatadah ra. Rasululllah rditanya tentang puasa hari 'asyura, beliau bersabda: "Saya berharap ia bisa menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang telah lewat."  (HR. Muslim).

Keutamaan puasa ‘Asyura 


Di masa hidupnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam berpuasa di hari ‘Asyura. Kebiasaan ini bahkan sudah dilakukan beliau Shallallahu ‘alaihi wassalam sejak sebelum diwajibkannya puasa Ramadhan dan terus berlangsung sampai akhir hayatnya.

Al Imam Al Bukhari (No 1902) dan Al Imam Muslim (No 1132) meriwayatkan di dalam shahih mereka dari Abdullah bin Abbas radiyallahu ‘anhuma, ia berkata,

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَومَ فَضْلِهِ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا اليَوْمِ يَوْمُ عَاشُوْرَاءَ وَهذَا الشَّهْرُ يَعْنِي شَهْرُ رَمَضَانَ

“Aku tidak pernah mendapati Rasulullah menjaga puasa suatu hari karena keutamaannya dibandingkan hari-hari yang lain kecuali hari ini yaitu hari ‘Asyura dan bulan ini yaitu bulan Ramadhan”.

Hal ini menandakan akan keutamaan besar yang terkandung pada puasa di hari ini.
Selamat melaksanakan puasa Tasu'a dan 'Asyura.

0 komentar:

Posting Komentar

"MENGABDI UNTUK BERBAKTI"

___________________________

Powered by: Blogger