Alhamdulillah kita semua bisa menghadiri acara yang baik, mulia, utama, dan semoga diridhai oleh Allah swt., yakni majlis untuk menjaga hapalan Al-Quran. Karena, jika sudah memiliki hapalan Al-Quran lantas lupa, maka dosanya teramat besar. Salah satu bentuk maksiat lisan yakni jika sudah diberi anugerah berupa Al-Quran tetapi kok tidak digunakan untuk nderes.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda;
عرضت علي ذنوب أمتي فلم أر ذنبا أعظم من سورة من القرأن أو آية أوتيها رجل ثم نسيها
"Aku diperlihatkan oleh Allah semua dosa ummatku, tidak kulihat dosa yang lebih besar daripada orang yang dianugerahi bisa hapal satu ayat atau satu surat tetapi melupakannya.”
Apalagi jika satu Al-Quran yang dilalaikan.
Mengapa bisa menjadi dosa besar? Karena Al-Quran merupakan Kalamullah yang dimuliakan oleh Allah sendiri. Sesuatu yang Allah muliakan kok disepelekan. Maka anak-anak kalau sudah pulang ke rumah, berumah tangga atau bekerja, jangan sampai dilupakan Al-Qurannya. Dijaga. Syukur-syukur bisa seminggu sekali khatam. Atau paling tidak ya sebulan sekali khatam. Tanggal satu (bulan hijriyah), baca juz satu, tanggal dua baca juz dua, pelan-pelan, tartil, tanggal tiga baca juz tiga, dan seterusnya sampai tanggal tiga puluh baca juz tiga puluh, kalau satu bulan hanya dua puluh sembilan hari ya terakhir itu baca dua juz sekaligus.
Atau seperti penuturan salah satu santri Mbah Kiai Sirojan Muniro (Kediri); setiap jum’at dipaksa baca hapalan satu juz, jadi sebulan setidaknya dapat empat juz. Disimak oleh teman-teman, atau membaca sendiri. Jadi misalkan syawalan kali ini sudah berani baca sepuluh juz, ya tahun depan semoga bisa baca dua puluh atau tiga puluh juz sekalian. Ya harus punya himmah untuk itu.
Para sesepuh terdahulu memang ampuh, termasuk karamah Mbah Kiai Munawwir. Salah seorang murid beliau, Mbah Kiai Rifa’i (Giwangan), sering dimimpikan beliau ketika hapalannya agak ‘ruwet’. Ini ya karena kiainya ampuh, santrinya juga ampuh. Lagi-lagi didatangi beliau dalam mimpi. Jadi beliau sampai saat ini masih nderes, melancarkan lagi.
Majlis khataman seperti ini didatangi enam puluh ribu malaikat sebab kemuliaannya. Bahkan Mbah Kiai Arwani Amin (Kudus) menyatakan, tidak kurang dari enam puluh ribu itu, jadi bisa saja lebih dari enam puluh ribu malaikat.
إذا ختم العبد القرأن صلى عليه عند ختمه ستون ألف ملك
Bahkan di hadits lain, disebutkan bahwa ada lagi empat ribu malaikat yang mengamini doa dari enam puluh ribu malaikat tersebut. Padahal doa satu malaikat saja sudah ampuh.
Makanya, manfaatkan kesempatan seperti khataman ini, atau dalam sema’an rutin, termasuk untuk latihan juga. Kalau bisa ya pelan-pelan saja bacanya, meskipun susah. Tapi dibaca cepat ya silakan, asalkan masih bisa disimak dan jelas huruf-hurufnya. Jika bisa membaca pelan dengan baik, itu berarti memang benar-benar sudah lancar. Seperti halnya ketika membaca Surah al-Fatihah.
Maka dari itu, terkait khataman al-Quran ini, dahulu ada sahabat yang jadi ‘intel’, yakni Anas bin Malik, hobinya mencari-cari orang yang sedang mengkhatamkan al-Qur’an, untuk disodaqohi manisan atau kurma dan dimintai doa. Karena doa orang yang mengkhatamkan al-Qur’an diijabah oleh Allah.
وادع و انت موقن الإجابة # دعاء من يختم مستجابة
Mintalah dengan yakin akan terkabul, sebab permintaan orang yang mengkhatamkan al-Quran adalah mustajabah. Maka, kita harus mantap dalam meminta kebaikan bagi kita, keluarga, saudara, dan keturunan kita, kebaikan dunia dan akhirat.
Selain itu, syafa’at al-Quran juga luar biasa. Tidak ada pertolongan yang lebih agung derajatnya daripada syafa’at al-Quran, baik itu syafa’at malaikat maupun syafa’at para utusan.
ما من شافع أعظم عند الله منزلة من القرأن لا ملك ولا رسول
Karena syafa’at al-Quran menjaga orang tersebut sehingga tidak sempat tercebur ke dalam neraka, sedangkan syafa’at yang lain menolong seseorang setelah orang tersebut terpeleset menuju neraka.
و إن كتاب الله أوثق شافع # و أغنى غناء واهبا متفضلا
Dan sesungguhnya Kitab Allah lebih bisa dipercaya pertolongannya, ya dengan syarat harus benar bacaannya, baik panjang pendeknya.
Nah para santri, nanti jika kalian sudah menjadi ahlul quran yang digelari sebagai ahlulloh wa khosshotuh, harus baik tingkah lakunya,akhlaqnya, harus disesuaikan, selaras dengan apa yang dijaga. Jangan sampai kita menjadi apa yang didawuhkan Rasulullah; betapa banyak orang membaca al-Quran tetapi justru dilaknat oleh al-Quran itu sendiri.
Maka itulah, mari kita baca dengan baik, kita pahami, kita ketahui maknanya, lalu tentunya kita amalkan. Quran melarang berbohong, tapi kok masih suka bohong. Allah melarang berbuat dzalim, tapi kok masih kerap berbuat dzalim. Jangan sampai begitu.
Dan kalau wiridan nggak perlu model-model, apalagi cari kejadugan. Yang penting istiqomah nderes Quran. Mbah Kiai Sya’roni Ahmadi (Kudus) mengatakan; kalau sudah dikasih ampuh oleh Allah berupa al-Quran, masih kurang apalagi?
ما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسونه إلا نزلت عليهم السكينة وحفتهم الملائكة وذكرهم الله فيمن عنده
Tidaklah berkumpul orang-orang di Rumah Allah, baik itu berupa masjid, langgar, atau di rumah masing-masing, saling membaca Kitab Allah, yakni al-Quran dan saling mudarosah, yakni salah seorang membaca dan yang lain menyimak, begitu terus secara bergantian, kecuali mereka itu akan dikaruniai ketenangan, tidak sumpek menjalani kehidupan, sebab dipayungi anugerah dari Allah, dan dijaga oleh para Malaikat, serta disebut-sebut, dibanggakan oleh Allah di alam malakut, di hadapan para malaikat.
Ya jadi kalau sudah mendapat naungan ketenangan dari Allah, penjagaan dari para malaikat, dan dibanggakan oleh-Nya, sudah lebih daripada kejadugan.
Alhamdulillah, dalam rangka mewujudkan ketenangan dan kedamaian hidup inilah kita sama-sama nderes, yang setahun sekali seperti Syawalan ini, maupun yang sebulan sekali.
Saya berwasiat kepada santri-santri, tatalah niat dalam menjaga al-Quran, yakni demi Ridha Allah semata. Khususnya kepada santri yang sudah di rumah, jangan sampai ingin memamerkan al-Quran, agar diundang, agar disanguni. Asalkan sudah ikhlas, ya rejeki bakal datang sendiri, tentu disertai dengan ikhtiar lahir semampunya. Mampunya dagang ya dagang, kerja ya kerja.
Pokoknya luruskan niat. Jangan sampai kita membaca al-Quran, bukannya mendapat pahala dan syafaat, melainkan justru dilaknat oleh al-Quran. Kita muhasabah masing-masing.
Ya asalkan rajin, mempeng, insyaallah dicukupi oleh Allah.
Ya asalkan rajin, mempeng, insyaallah dicukupi oleh Allah.
من شغله القرأن عن ذكري و مسألتي أعطيته أعظم ما أعطى السائلين
Orang yang tidak sempat meminta, dengan dzikir dan doa yang bermacam-macam, tetapi sibuk menjaga al-Quran, pokoknya nderes, nderes, nderes. Maka dia akan Allah karuniai dengan hal yang lebih agung dari apa yang diminta oleh para peminta.
Maka dari itu, perbanyaklah membaca al-Quran, dalam rangka menjaga karunia tersebut, terutama di waktu-waktu yang utama seperti bulan Ramadhan. Syukur-syukur dibaca di dalam shalat lima waktu.
Apalagi kalau sudah sibuk dengan kesibukan-kesibukan, jangan dilupakan al-Qurannya. Meskipun sibuk dengan hal-hal yang fardhu ‘ain. Jika dilupakan, dosa. Ngaji yang lain ya monggo, asalkan jangan dikesampingkan Qurannya. Mau kuliah, silakan S1, S2, atau S3, ya monggo, tapi jangan sepelekan al-Qurannya, harus tetap dijaga.
Menikah, kalau mempeng nderesnya ya nanti dapat. Kalau istiqomah nderes, besok ya dapat istri yang cantik. Pokoknya harus sibukkan waktumu dengan al-Quran, meski tidak sempat meminta ya bakal dikasih, insyaallah.
Menghapal al-Quran memang tidak mudah, apalagi menjaganya. Terutama jika sudah sibuk, maka harus punya semangat yang kuat. Jika sudah semangat dan berusaha sungguh-sungguh, tetapi masih ‘lepas-lepas’ hapalannya ya dima’fu, asalkan sudah benar-benar berusaha.
Terakhir, seperti sering disampaikan Pak Hafidz (Krapyak, adik Kiai Najib), jika ingin hidup mujur, bejo, mulia, harus memperbanyak membaca al-Quran, dan juga perbanyak shalawat. Minimal shalawat yang pendek seperti;
صلى الله على محمد
Atau shalawat thibbul quluub, kaamilah, munjiyah, dan lain-lainnya. Demikian saja apa yang bisa saya sampaikan.
إلهي أنت مقصودي ورضاك مطلوبي
إلى حضرة النبي المصطفى سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم
ثم إلى حضرة آبائه وإخوانه من الآنبياء والمرسلين
وعلى آلهم و أصحابهم و الملائكة المقربين عليهم الصلاة والسلام
شيء لله لهم الفاتحة
*Sumber: mau’idzah Romo KH Muhammad Najib Abdul Qodir dalam Khotmil Qur’an, rangkaian acara Syawalan Madrasah Huffadh 1 Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, di Magelang, 16 September 2012. (http://www.almunawwir.com/2012/09/luruskan-niat-bakar-semangat-perbanyak.html)
0 komentar:
Posting Komentar