Rabu, 25 Januari 2012

Mengharap Berkah Sang Pemilik Kemuliaan



Nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada kita adalah nikmat iman dan Islam, yang berarti juga nikmat dijadikan sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Kita menyadari, meski begitu berlimpahnya nikmat yang Allah berikan kepada kita, ternyata dosa-dosa kita sangat banyak dan amal shalih kita sangat sedikit. Tentu ini sangat mengkhawatirkan. Semestinya rasa takut di hati kita lebih besar dibandingkan harapan yang ada. Mau tidak mau kita harus mencari sandaran yang dapat menyelamatkan, dan salah satunya yang terpenting adalah bersandar kepada Pemimpin para Rasul dan Kekasih Tuhan sekalian alam, Rasulullah SAW.
Cara terbaik adalah dengan banyak membaca shalawat kepada beliau. Terlepas dari keadaan kita, apakah banyak dosa atau tidak, apakah amalnya banyak atau sedikit, tetap saja shalawat sangat penting dan sangat bernilai bagi kita. Mengapa ? Karena, selain menunjukkan kecintaan kepada beliau, yang sangat berjasa bagi kita, manfaatnya juga kembali keoada kita, bahkan kitalah sesungguhnya yang lebih mendapatkan keuntungan.
Banyak hadits yang memerintahkan dan mendorong kita untuk bershalawat, bahkan banyak-banyak bershalawat, kepada Nabi SAW. Dalam sebuah hadits dikatakan, “Barang siapa bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah akan bershalawat (menurunkan rahmat) kepadanya sepuluh kali.” Demikian hadits yang diriwayatkan oleh Muslim. Dalam hadits lain dikatakan, “Di mana kalian berada, bershalawatlah kepadaku, karena shalawat kalian pasti sampai kepadaku.” Demikian pula dalam hadits yang menyebutkan, “Barang siapa bershalawat kepadaku, niscaya shalawatnya sampai kepadaku dan aku akan bershalawat kepadanya, dan selain itu dituliskan baginya sepuluh kebaikan.”
Shalawat kepada Nabi SAW sangat ditekankan di setiap waktu dan lebih ditekankan lagi pada hari dan malam Jum’at. Sebuah hadits menyebutkan, “Perbanyaklah shalawat kalian kepadaku pada hari Jum’at dan malam Jum’at. Maka barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” Dalam hadits lain dikatakan, “Perbanyaklah shalawat kalian kepadaku pada hari Jum’at, karena shalawat kalian diperlihatkan kepadaku pada setiap hari Jum’at. Maka barang siapa paling banyak shalawatnya kepadaku, berarti paling dekat kedudukannya denganku.”
Apakah perintah dan dorongan untuk membaca shalawat hanya terdapat dalam hadits? Tidak, secara tegas ayat Al-Qur’an juga menekankan hal itu. Allah berfirman dalam Q.S 33 : 56  (Al-Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 56 ) :
¨ ¨bÎ) ©!$# ¼çmtGx6Í´¯»n=tBur tbq=|Áムn?tã ÄcÓÉ<¨Z9$# 4 $pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#q=|¹ Ïmøn=tã  (#qßJÏk=yur $¸JŠÎ=ó¡n@ ÇÎÏÈ

Artinya : Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi[1229]. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya[1230].

[1229] Bershalawat artinya : kalau dari Allah berarti memberi rahmat : dari Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan : Allahuma shalli ala Muhammad.
[1230] Dengan mengucapkan Perkataan seperti : Assalamu'alaika ayyuhan Nabi artinya : semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi.

Perhatikanlah, perintah tersebut didahului oleh pernyataan yang tegas bahwa Allah pun bershalat kepadanya, begitu pula dengan para malaikat-Nya. Tentu makna shalawat Allah berbeda dengan shalawat kita. Terlepas dari hal itu, perintah yang jelas tersebut, yang didahului dengan pernyataan yang tegas itu, pasti mengandung sesuatu yang sangat berarti, dan karenanya harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Pernahkah kita merenungkannya?
Meskipun tampaknya dengan shalawat yang kita ucapkan kita mendoakan Rasulullah SAW, pada hakikatnya kita mendoakan diri kita sendiri. Selain menandakan kecintaan kepada Rasulullah SAW, dengan bershalawat berarti kita memberikan perhatian terhadap kepentingan kita sendiri.
Secara umum semua shalawat memiliki keutamaan-keutamaan yang besar. Di samping itu, masing-masing shalawat secara khusus memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri. Untuk mendapatkan manfaat-manfaat yang umum dan khusus itu kita bisa membaca berbagai shalawat yang sangat dikenal dan banyak diamalkan orang dimana-mana beserta penjelasannya. Seperti tersebut dalam kitab Afdhal ash-Shalawat ‘ala Sayyid as-Sadat, karya Asy-Syaikh Yusuf bin Ismail An-Nabhani, dan kitab Mafatih as-Sa’adat fi ash-Shalawat ‘ala Sayyid as-Sadat, susunan Al-Habib Abu Bakar bin Abdullah bin ‘Alwi Al-Attas.
Marilah kita jadikan bulan Maulid (Rabbiul Awwal), sebagai kesempatan untuk menunjukkan kecintaan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang salah satu caranya dengan banyak bershalawat kepada beliau. Selanjutnya kita menjadikannya sebagai wirid sehari-hari, bukan saja di bulan Maulid, tetapi juga setiap bulan, bahkan setiap hari, demi mendapatkan keuntungan yang tak terhingga banyaknya.
  

0 komentar:

Posting Komentar

"MENGABDI UNTUK BERBAKTI"

___________________________

Powered by: Blogger