Dalam hidup ini, manusia seringkali melakukan hubungan muamalah dengan
sesamanya, salah satunya adalah transaksi jual beli. Namun dalam proses jual
beli tidak selalu hal itu dilakukan secara tunai atau seseorang tidak punya
uang padahal ia sangat membutuhkannya, maka iapun meminjam uang untuk bisa
memenuhi kebutuhannya, inilah yang kemudian disebut dengan utang. Sebagai
manusia, apalagi sebagai muslim yang memiliki harga diri, sedapat mungkin utang
itu tidak dilakukan, apalagi kalau tidak mampu membayarnya, kecuali memang
sangat darurat, karena itu seorang muslim harus hati-hati dalam masalah utang,
Rasulullah Saw bersabda:
Berhati-hatilah dalam berutang, sesungguhnya berutang itu suatu kesedihan pada
malam hari dan kerendahan diri (kehinaan) pada siang hari (HR. Baihaki)
Bagi seorang muslim, utang merupakan sesuatu yang harus segera dibayar, ia
tidak boleh menyepelekannya meskipun nilainya kecil. Bila seorang muslim
memiliki perhatian yang besar dalam urusan membayar utang, maka ia bisa menjadi
manusia yang terbaik. Rasulullah Saw bersabda:
Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam membayar utang (HR. Ibnu
Majah).
Namun apabila manusia yang berutang tidak mau memperhatikan atau tidak mau
membayarnya, maka hal itu akan membawa keburukan bagi dirinya, apalagi dalam
kehidupan di akhirat nanti, hal ini karena utang yang tidak dibayar akan
menggerogoti nilai kebaikan seseorang yang dikakukannya di dunia, kecuali bila
ia memang tidak mempunyai kemampuan untuk membayarnya, Rasulullah Saw bersabda:
اَلدَّيْنُ دَيْنَانِ فَمَنْ مَاتَ وَهُوَيَنْوِىْ قَضَاءَهُ فَأَنَا وَلِيُّهُ
وَمَنْ مَاتَ وَلاَيَنْوِىْ قَضَاءَهُ فَذَالِكَ الَّذِىْ يُؤْخَذُمِنْ
حَسَنَاتِهِ لَيْسَ يَوْمَئِذٍ دِيْنَارٌ وَلاَدِرْهَمٌ.
Utang itu ada dua macam, barangsiapa yang mati meninggalkan utang, sedangkan ia
berniat akan membayarnya, maka saya yang akan mengurusnya, dan barangsiapa yang
mati, sedangkan ia tidak berniat akan membayarnya, maka pembayarannya akan
diambil dari kebaikannya, karena di waktu itu tidak ada emas dan perak (HR.
Thabrani).
Milikilah sifat yang selalu menerima pemberian dari Allah Swt (Qona'ah),
jangan sampai kita memiliki hutang karena selalu tidak puas terhadap rizki yang
kita dapatkan.
Wallahu A'lam Bisshawab.
Ditulis oleh Ustadz Agus Handoko, MA
Ditulis oleh Ustadz Agus Handoko, MA
0 komentar:
Posting Komentar